TRANSLATE

30 April 2009

Presiden Genoa : Juve inginkan Milito

Menurut Presiozi, Inter bukan satu-satunya klub yang tertarik untuk mengontrak Diego Milito, dan presiden Genoa itu mengakui kesulitan untuk menahan kepergian Milito.


Saat ditanya tentang spekulasi juara bertahan Serie A Italia itu telah sepakat dengan klubnya, Presiozi menyatakan kepada La Gazzetta dello Sport, "Tak ada apa-apa saat ini. Selain itu, sang pemain juga menarik minat Juventus. Diego adalah seorang yang luar biasa dan seorang juara. Terlalu dini untuk mengatakan apa yang akan ia lakukan."

Preziosi juga mengakui relasi bisnisnya dengan Bianconeri saat mengungkapkan, "Kami mempunyai hubungan baik dengan Juve dan beberapa perjanjian lain sedang disiapkan. Kami akan bertemu sebentar lagi untuk membahas situasi (Raffaele) Palladino dan (Domenico) Criscito."

Palladino dimiliki secara bersamaan oleh kedua klub, sedangkan Criscito telah dipinjamkan ke Marassi sejak Januari 2008. Tetapi, Genoa siap menantang Juventus untuk mendapatkan kontrak Sergio Floccari yang baru saja menolak pinangan Napoli.

"Seperti yang saya katakan, saya sangat menyukai Floccari. Saya tak pernah mengatakan saya telah membelinya, saya hanya menyatakan minat saya kepada pemain yang sangat bagus. Tak ada yang pasti sebelum berbagai pihak sepakat dan kontrak ditandatangani," tambah Preziosi.

Baca Selengkapnya......

Diego akui ada penawaran dari Juve

Juventus telah lama menantikan kedatangan playmaker Werder Bremen Diego, dan jika semua berjalan sesuai rencana, Diego akan memakai kostum Bianconeri musim depan.

Bahkan, Diego mengaku telah mendapat penawaran resmi dari klub asal Turin itu.

"Juventus telah membahas tawaran dengan kami, tetapi saya tak bisa mengungkapkan hal apapun hingga saat ini," kata Diego kepada TMW.

Diego menambahkan, "Saya memiliki kontrak hingga 2011 dengan Werder Bremen, jadi kepindahan saya juga tergantung dari klub (Bremen) dan apa yang mereka inginkan. Bukan terserah saya apakah saya akan pergi atau bertahan."

Klub Bundesliga itu diperkirakan meminta uang transfer senilai €26 juta, tetapi Juve tampaknya hanya bersedia membayar €20 juta, dan tampaknya situasi itu telah berubah jika pernyataan Diego itu sungguh benar.


Baca Selengkapnya......

26 April 2009

Reggina vs Juventus 2-2

Juventus semakin terpuruk dan tertinggal oleh AC Milan dan Inter Milan, setelah ditahan imbang Reggina 2-2 dalam lanjutan Liga Serie-A di Stadion Oreste Granillo, Minggu (26/4).

Hasil ini membuat Juventus tetap di tempat ketiga, bahkan semakin jauh dari target finis di posisi runner-up.

Juventus memang belum mampu menunjukkan permainan terbaiknya. Pada pertandingan itu, Reggina unggul 1-0 lebih dulu melalui gol Antonino Barilla pada menit ke-26. Memanfaatkan umpan silang Daniel Adejo, Barilla berhasil menanduk bola untuk menjebol gawang Juventus yang dijaga Emanuele Belardi.

Dua menit kemudian, giliran Juventus mendapat celah menyamakan kedudukan melalui Pavel Nedved. Setelah mendapat sodoran bola dari Alesandro Del Piero, Nedved melepas tendangan ke tengah gawang Christian Puggioni. Namun, alur tembakan yang lurus mendatar memudahkan Puggioni menangkapnya.

Juventus kembali menciptakan peluang pada menit ke-30 melalui Vincenzo Iaquinta. Memanfaatkan tendangan bebas Del Piero, Iaquinta menendang bola ke arah gawang Reggina. Namun, bola malah naik melambung di atas mistar gawang Puggioni.

Reggina masih belum membuat gebrakan, ketika serangan Juventus nyaris mengoyak gawang Puggioni pada menit ke-38. Melihat Iaquinta siap di tengah kotak penalti, Zdenek Grygera melepas umpan silang. Iaquinta menyambut bola dengan tendangan ke gawang Reggina. Lagi-lagi, sepakan Iaquinta meleset ke sisi kanan gawang Reggina.

Badai serangan Juventus terus mengalir. Pada menit ke-40, Juventus mendapat kesempatan untuk membobol gawang Puggioni melalui Del Piero. Melanjutkan bola dari Cristiano Zanetti, Del Piero menendangkan bola ke sudut kanan atas. Namun, mendekati sasaran, alur bola meninggi dan melewati mistar gawang Puggioni.

Menjelang akhir babak pertama, Del Piero melakukan tendangan jarak jauh, mengarah ke sisi kiri gawang Reggina. Puggioni masih mampu membaca arah bola dan mengamankannya. Skor 1-0 untuk Reggina bertahan hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, Juventus langsung menekan lawan. Sebuah usaha penetrasi Iaquinta di kotak penalti hampir saja berujung eksekusi. Namun, belum sempat menyepak bola, Iaquinta keburu dilangar Daniel Adejo. Jadilah wasit Massimiliano Saccani menghadiahkan penalti bagi "Si Nyonya Tua".

Del Piero yang dipercaya mengeksekusi penalti berhasil melesakkan bola ke sudut kiri bawah gawang Puggiano. Skor imbang 1-1. Berhasil menyamakan kedudukan, Juventus melanjutkan misi mengejar tiga angka. Serangan terus dilancarkan.

Iaquinta kembali mendapatkan peluang membuat gol pada menit ke-50. Mendapat umpan dari Mauro Camoranesi, Iaquinta menanduk bola ke tengah kotak penalti. Namun, bola ternyata melenting melewati mistar gawang Reggina.

Lima menit kemudian, Juventus lagi-lagi nyaris mengungguli lawan. Kali ini, peluang diciptakan oleh Christian Molinaro. Dari luar kotak penalti, Molinaro melepas tendangan ke tengah gawang. Namun, alur bola masih terbaca Puggioni yang lantas berhasil menepis bola.

Reggina yang terus dipaksa bertahan, akhirnya kembali mendapat kesempatan pada menit ke-58 melalui usaha Bruno Cirillo. Memanfaatkan umpan Franco Brienza, Cirillo menanduk bola ke tengah jala Juventus. Namun, refleks Buffon masih bisa mementalkan peluang ini.

Juventus belum memberikan reaksi ketika Emil Hallfredson nyaris mengoyak jaring Buffon di menit ke-60. Setelah menerima sodoran bola dari Carlos Carmona, Hallfredson melepas tendangan jarak jauh. Sayang, bola masih berhasil diblok Buffon.

Hallfredson akhirnya berhasil mencetak gol pada menit ke-69. Dalam sebuah serangan balik, Hallfredson mendapat umpan dari Franco Brienza. Hallfredson lantas meneruskan bola ke sudut kiri atas gawang Juventus, yang gagal dijangkau Buffon. Kedudukan berubah 2-1 untuk Reggina.

Kembali tertinggal, Juventus tak menyerah dan mempertahankan tensi serangan. Pada menit ke-72, "I Bianconeri" kembali mendapat peluang mencetak gol melalui Vincenzo Iaquinta. Dari luar kotak penalti, Iaquinta melepas tendangan keras ke arah gawang. Puggioni bergerak tepat dan menghentikan laju bola di sudut kanan atas gawangnya.

Gempuran intensif Juventus akhirnya berbuah gol penyama kedudukan pada menit ke-73. Adalah Cristiano Zanetti yang mencetak gol penyama kedudukan bagi Juventus. Setelah menerima sodoran bola dari Iaquinta, Zanetti melepas tendangan keras ke sudut kiri bawah gawang Puggiano. Kerasnya bola membuat Puggiano tak mampu memberikan perlawanan.

Reggina ganti mendesak. Pada menit ke-79, Hallafredson kembali berpeluang mempermalukan Buffon. Setelah menyambut bola Franco Brienza, Hallfredson melepas tendangan ke tengah jala Reggina. Buffon berhasil mematahkan usaha ini.

Juventus belum mengancam ketika Reggina kembali berpeluang unggul melalui usaha Fransesco Coazza di menit ke-83. Dari dalam kotak penalti, ia melepas bola ke arah gawang. Namun, pelannya tendangan tak menyulitkan Buffon untuk menghentikan ancaman.

Setelah beberapa kali digempur, Juventus akhirnya bisa melepaskan tekanan dan berpeluang mencetak gol pada menit ke-86. Setelah mendapat umpan dari Amauri, Nedved melepas tendangan dari luar kotak penalti. Kencangnya bola membuat Puggioni hanya mampu menepis bola.

Hingga akhir laga, papan skor tak beranjak dari skor 2-2. Tambahan satu angka tidak bagus bagi kedua kubu. Dengan koleksi 26 poin, Reggina masih tertahan di dasar degradasi.

Sementara Juventus menjauh dari kursi runner-up klasemen. Dengan 65 poin, Juventus berselisih dua angka dari AC Milan di peringkat kedua. Padahal, sebelumnya, Juventus hanya kalah selisih gol dari Milan.

Susunan pemain:
Reggina: Puggioni; Cirillo, Valdez, Santos, Adejo; Carmona, Hallfredsson, Vigiani (Cascione 72), Barilla; Brienza, Ceravolo (Cozza 59).

Juventus: Buffon; Grygera, Mellberg, Ariaudo, Molinaro; Camoranesi, Marchisio (Poulsen 37), Zanetti, Nedved; Iaquinta, Del Piero (Amauri 76).

Baca Selengkapnya......

Lippi tolak Juve

Pelatih tim nasional Italia Marcello Lippi menegaskan kalau ia sama sekali tidak mempunyai rencana untuk kembali menangani Juventus setelah Piala Dunia 2010 berakhir.

Hal itu disampaikannya kepada Corriere dello Sport untuk menanggapi berita mengenai kemungkinan dirinya menjadi pengganti Claudio Ranieri. Spekulasi tersebut muncul setelah ia terlihat menikmati makan malam bersama direktur Bianconeri Jean-Claude Blanc.

"Tidak ada kemungkinan bagi saya untuk kembali ke Juventus. Saya bersahabat dengan Blanc dan saya terkait dengan klub. Tetapi hanya karena saya makan malam bersama, tidak berarti kalau saya akan kembali ke Juventus."

"Hal itu sama sekali tidak benar. Tak mungkin saya kembali ke Juve," tegas Lippi.

Bantahan lain yang diberikan oleh Lippi adalah mengenai dorongannya kepada Fabio Cannavaro untuk pindah ke Juventus.

"Saya tidak meminta Cannavaro untuk kembali ke Juve. Ia sendiri yang menelepon saya untuk memberitahu keputusannya."

Baca Selengkapnya......

23 April 2009

Coppa Italia : Juventus vs Lazio 1-2


Turin - Lazio berhak ke final Coppa Italia setelah memukul Juventus dengan skor 2-1. Ini sekaligus memupus harapan terakhir Juventus untuk setidaknya memperoleh satu trofi musim ini.

Dalam laga semifinal leg kedua yang dilangsungkan di Olimpico Turin, Kamis (23/4/2009) dinihari WIB, Lazio tampil cukup percaya diri. Keunggulan 2-1 hasil dari leg pertama membuat mereka tenang.

Bermain tanpa gol di setengah jam pertama, Lazio memecahkan kebuntuan di menit 38. Dari jarak 25 meter, Mauro Zarate mengelabui kiper Gianluigi Buffon dengan sebuah tendangan cungkil. 1-0 Lazio memimpin.

Di babak kedua, Juventus yang harus mencetak tiga gol untuk bisa lolos ke final memasukkan Pavel Nedved dan Mauro Camoranesi untuk lebih menggedor lini pertahanan Lazio.

Opsi ini mengandung risiko bagi Juve karena mereka jadi rentan terhadap serangan balik. Beberapa menit memasuki babak kedua, Buffon harus keluar sarang untuk mencegah Tommaso Rocchi mencetak gol kedua tim tamu dari situasi satu lawan satu.

Saat Juve asyik menyerang, justru Lazio yang berhasil memukul kembali tuan rumah. Tendangan Alexander Kolarov yang berbelok arah karena mengenai badan Zdenek Grygera menjadikan Gli Aquilotti unggul 2-0.

Sejumlah peluang dipetik Juve yang kian agresif menyerang. Sundulan David Trezeguet diselamatkan kiper Fernando Muslera dan tendangan Paolo De Ceglie disapu Francelino Matuzalem tepat di garis gawang.

Claudio Ranieri membuat perjudian terakhirnya ketika memasukkan Alessandro Del Piero di menit 60. Tiga menit kemudian, sepakan deras Del Piero berhasil memperkecil ketinggalan tuan rumah jadi 1-2.

Delapan menit sebelum bubaran, Juventus harus bermain dengan 10 orang karena Camoranesi diusir wasit. Camoranesi pertama dikartukuning karena melanggar Kolarov. Kartu merah menyusul beberapa saat kemudian karena pemain timnas Italia itu menghina wasit.

Hingga 90 menit waktu pertandingan terlampaui, keunggulan 2-1 Lazio tak berubah. Kemenangan ini mengantar mereka ke partai puncak dengan keunggulan agregat 4-2. Di partai final yang bakal digelar 13 Mei mendatang, Biancocelesti akan menunggu pemenang partai Inter Milan vs Sampdoria.

Sementara bagi Juve, kekalahan ini praktis memupus mimpi mereka menyelamatkan muka dengan meraih gelar di Coppa Italia. Di Seri A, asa Bianconeri juga sudah habis karena mereka tertinggal 10 angka dari Inter.

Susunan pemain
Juventus: Buffon; Grygera, Ariaudo, Mellberg, De Ceglie; Marchionni (Camoranesi 46), Marchisio, Tiago, Giovinco (Nedved 46); Trezeguet, Iaquinta (Del Piero 60)

Lazio: Muslera; Lichtsteiner, Siviglia, Rozehnal, Kolarov; Brocchi (De Silvestri 55), Ledesma, Matuzalem (Dabo 71), Foggia (Mauri 62); Zarate, Rocchi

Baca Selengkapnya......

22 April 2009

Juventus Bidik Final Coppa Italia


TURIN - Pelatih Juventus Claudio Ranieri meyakini timnya mampu menembus final Coppa Italia dan memenangkannya. Untuk itu, Ranieri meminta para punggawanya untuk tampil brilian saat menjamu Lazio pada leg kedua babak semifinal di Stadion Olimpico Turin, Kamis (23/4/2009) dinihari.

Ya, misi cukup sulit memang diemban Alesandro Del Piero dkk pada pertemuan kedua ini. Pasalnya, pada pertemuan pertama awal Maret lalu, Bianconerri harus tertunduk malu setelah kalah 1-2 di Stadion Olimpico Roma. Selain itu, dalam dua pertandingan terakhir Serie A, Lazio menunjukkan grafik permainan meningkat dengan menundukkan tim tangguh macam AS Roma (4-2) dan Genoa (1-0).

Fakta di atas berbanding terbalik dengan Juve yang tengah mengalami penurunan performa. Dalam dua laga terakhir, La Vecchia Signora tak mampu meraup kemenangan (kalah 2-3 dari Genoa dan imbang 1-1 menghadapi Inter Milan).

Melihat perbandingan itu, Juventus memang bakal kesulitan menundukkan Biancoceleste. Namun, hal tersebut tak mampu meredam optimisme Ranieri yang bertekad menggenapi gelar Coppa Italia milik Juve menjadi 10 trofi.

"Kami cukup banyak merasakan pertandingan melawan Lazio. Dan kami akan melakoni leg kedua nanti dengan tim yang penuh motivasi," tegas Ranieri sebagaimana dikutip Sky Sport Italia, Rabu (22/4/2009).

"Kami sadar, Lazio tengah dalam performa apik. Mereka menang pada derby Roma dan menundukkan Genoa akhir pekan lalu. Namun, kami juga bertekad tampil di final," tambahnya.

"Final? Ini adalah target objektif kami dan kami sangat ingin tampil di sana. Kami sudah memenangkan sembilan trofi Coppa dan akan menjadi 10 jika kami bisa menyentuh final dan memenangkannya," imbuh The Tinkerman.

"Bagaimanapun, kami harus fokus dan siap. Sebab, pertandingan nanti (lawan lazio-red) pasti akan sulit," lanjutnya.

Baca Selengkapnya......

Mengenai Balotelli, Ultras Juventus Menolak Minta Maaf


Sebuah kelompok ultras Juventus mengeluarkan sebuah pernyataan resmi yang intinya berisikan penolakan mereka untuk meminta maaf atas nyanyian bernada rasis yang ditujukan kepada pemain Inter Milan Mario Balotelli.

Kelompok yang menamakan dirinya Drughi tersebut membantah kalau nyanyian bagi Balotelli itu bersifat rasis dalam pernyataan mereka yang disebutkan di bawah ini.

"Jangan minta kami untuk meminta maaf kepada Balotelli, karena nyanyian baginya itu karena sikapnya yang provokatif dan bukan karena asal dirinya."

"[Patrick] Vieira dan [Sulley] Muntari yang juga mempunyai warna kulit yang sama bahkan tidak mendapatkan ejekan."

"Balotelli terlibat dalam beberapa tindakan yang tidak menghormati para suporter, termasuk masuk ke lapangan dua menit setelah semua pemain telah siap."

"Kami juga ingin mengingatkan kalau ada [Mohammed] Sissoko di antara para pemain Juventus. Pemain yang dapat kami banggakan saat memakai seragam Juventus. Jadi, kami tidak bisa meminta maaf."

Akibat dari nyanyian tersebut, Bianconeri dikenakan hukuman tak dapat bermain di kandang selama satu kali oleh hakim Giampaolo Tosel.

Permintaan banding terhadap hukuman tersebut telah dilakukan oleh pihak Juve Senin sore kemarin.


Baca Selengkapnya......

Ranieri Dukung Pembelian Cannavaro


Berita mengenai makin dekatnya bek nasional Italia Fabio Cannavaro untuk kembali ke Juventus dari Real Madrid semakin ramai saja.


Seperti dikutip dari situs channel4.com, pelatih Bianconeri Claudio Ranieri mengatakan kalau ia telah memberikan restu kepada direksi Juve untuk memboyong Cannavaro ke Turin.

Selain Juve, Napoli juga tadinya ingin membeli Cannavaro kembali. Tetapi mereka akhirnya batal melakukannya mengingat usia bek itu yang tidak muda lagi.

"Kami juga mempertanyakan usia Cannavaro, tetapi kami tak bisa membiarkan kesempatan ini lepas begitu saja."

"Kami juga akan dapat menduetkan dirinya dengan Giorgio Chiellini dan kami bisa membelinya dengan transfer bebas."

"Saat saya dikonsultasikan mengenai hal ini, saya memberikan persetujuan untuk meneruskan usaha pembelian itu," tegas Ranieri.

Hal ini sepertinya diungkapkan Ranieri untuk menjawab tentangan dari sebagian tifosi Juve yang tak setuju bila Cannavaro kembali. Mereka masih tidak dapat menerima hengkangnya pemain itu saat Juve terkena skandal calciopoli.

Ranieri juga memberikan pendapat mengenai sanksi yang diberikan kepada Bianconeri akibat nyanyian rasis dari para suporternya kepada Mario Balotelli.

Sang pelatih mengatakan kalau pihak legal Juventus tengah mempertimbangkan langkah yang akan diambil, tetapi ia juga menegaskan kalau mereka melakukan hal yang benar dengan mengajukan banding.

Baca Selengkapnya......

Sanksi Diskriminatif, Juventus Ajukan Banding


Seperti diberitakan sebelumnya, Juventus dijatuhi sanksi oleh komisi disiplin FIGC karena perilaku rasis beberapa pendukung mereka.

Aksi tidak simpatik itu ditujukan pada Mario Balotelli saat derby d'Italia di akhir pekan yang berkesudahan 1-1.

Sanksi laga kandang tanpa penonton untuk satu laga pun dijatuhkan untuk Juve dan sanksi tersebut berlaku saat Lecce bertandang ke Olimpico pada 3 Mei.

Namun, setelah mengetahui sanksi yang dijatuhkan sedikit diskriminatif, pihak Juventus akhirnya mengajukan banding.

"Pengadilan olahraga telah menjatuhkan sanksi kepada Juventus untuk memainkan laga kandang melawan Lecce pada 3 Mei dalam stadion tertutup karena teriakan yangditujukan pada pemain Inter Mario Balotelli. Pihak klub, setelah mempertimbangkan sanksi tersebut, telah memutuskan untuk mengajukan banding," demikian pernyataan resmi dari kubu Juventus.

Atas kasus yang sama, komisi disiplin FIGC hanya menjatuhkan sanksi denda pada pihak klub yang pendukungnya melakukan aksi rasis.


Baca Selengkapnya......

Fans Rasis, Juve Dijatuhi Sanksi Berat


Seperti diketahui, ada sedikit insiden tidak simpatik saat derby d'Italia digelar kemarin. Pada laga yang berkesudahan 1-1 antara Juventus kontra Inter, sekelompok pendukung Bianconeri menyoraki Mario Balotelli dengan kata-kata rasis.

Hal ini pada akhirnya diprotes beberapa pihak, di antaranya kubu Inter. Komisi Disiplin Lega Calcio pun menjadikan masalah tersebut menjadi catatan untuk dirapatkan.

Setelah melakukan penyelidikan dan pemeriksaan, Juventus akhirnya dijatuhi sanksi larangan menggelar laga tanpa penonton untuk satu pertandingan kandang, demikian dilaporkan Channel4. Sanksi tersebut efektif berlaku ketika Juventus menjamu Lecce pada 3 Mei.

Sanksi yang diterima Juventus itu terbilang kontroversial dan sedikit tidak adil. Pasalnya, pada insiden sebelumnya yang juga menimpa Balotelli, pihak klub yang pendukungnya melakukan aksi rasisme hanya dikenai sanksi denda.


Baca Selengkapnya......

Manninger Siap Gantikan Buffon


Dalam beberapa pekan terakhir ini sempat beredar kabar kalau Buffon sedang diincar Manchester United dan Barcelona. Kiper nomor satu Italia bahkan dikabarkan siap hengkang di akhir musim nanti.

Meski kebenarannya masih dipertanyakan, Manninger berpendapat pihak Juve tak perlu panik dan segera mencari penggantinya kalau Buffon memang benar-benar akan pindah.

"Kalau Buffon memang pergi meninggalkan Juve, saya siap untuk menggantikannya. Manajemen klub tak perly repot-repot mencari penggantinya, saya rasa saya cukup pantas jadi penggantinya," tukasnya kepada Juventus Channel.

"Saya selalu ingin jadi pemain inti. Meski saat ini lebih sering menjadi cadangan, saya ingin memperkuat Juve dalam waktu lama."

Kiper berusia 31 tahun ini sudah tampil 16 kali di Serie A Italia musim ini. Ia sempat melakukan enam kali clean sheet dan tampil impresif selama penyisihan grup Liga Champions.
goal.com

Baca Selengkapnya......

19 April 2009

Ranieri: Inter Pantas Juara


Pelatih Juventus, Claudio Ranieri, mengakui Inter Milan memang pantas juara. Mereka tetap tampil solid dan mampu mempertahankan keunggulan 10 poin sampai pekan ke-32.


"Saya puas meski hanya seri saat menjamu Inter. Apalagi kami hanya bermain 10 orang. Di babak pertama, sebenarnya kami merepotkan Inter. Tapi, kemudian kami agak menurun di babak kedua," kata Ranieri.

Pada pertandingan itu, Inter unggul 1-0 lebih dulu lewat gol mario Balotelli. Namun, Juve membalasnya di masa injury time lewat Zdenek Grygera.

"Inter memiliki pertahanan terbaik di Serie-A dan mereka pantas juara. Maka, sulit mencetak peluang saat melawan mereka. Kami tahu tipe permainan tim di bawah asuhan Jose Mourinho," jelasnya.

Ranieri mengakui, Juventus hampir pasti tak bakal bisa mengejar Inter. Gelar scudetto pun hampir pasti menjadi milik "I Nerazzurri".

"Untungnya, kami tak pernah kehilangan rasa hormat dan karakter. Kami sering bermain bagus, tapi kurang beruntung," ujarnya.

Ranieri melupakan permusuhannya dengan Jose Mourinho. Bahkan, dia menjabat tangannya sebelum dan sesudah pertandingan.

"Kami berjabat tangan sebelum dan sesudah pertandingan. Banyak saksinya jika Anda tak percaya," katanya. (CH4)

Baca Selengkapnya......

Nedved Tak Akan Berubah Pikiran


Nedved sempat berencana pensiun di tahun lalu. Tapi kemudian ia berubah pikiran dan bermain selama semusim lagi di Juventus.


Ia kembali menegaskan akan pensiun pada Februari lalu. Selain merasa sudah terlalu tua, pemain berusia 36 tahun ini ingin memberikan kesempatan pada pemain yang lebih muda untuk megembangkan potensi mereka.

Pihak Juve berusaha membujuk Nedved dan memintanya untuk memperpanjang kontrak satu musim lagi. Tapi mantan pemain Sparta Prague dan Lazio ini tetap menolak.

"Saya tak akan bermain lagi musim depan, sudah saatnya untuk pensiun. Keputusan saya kali ini sudah bulat dan tidak bisa ditunda oleh siapapun," tukasnya melalui Tuttosport.

"Kali ini saya tak akan mengubah keputusan ini. Musim ini adalah musim terakhir saya bermain sepakbola. Saya mohon maaf kalau keputusan ini tidak berkenan bagi beberapa pihak, tapi ini memang sudah saatnya untuk mundur."

Selama memperkuat Juve, ia sudah memberikan dua gelar scudetto. Ia pernah terpilih sebagai Pemain Terbaik Eropa di tahun 2003, meski kecewa karena tidak bermain di final Liga Champions melawan AC Milan karena hukuman kartu.

Ia juga pernah menjuarai Piala UEFA di tahun 1999 dan scudetto setahun kemudian saat masih memperkuat Lazio.
goal.com

Baca Selengkapnya......

Legrottaglie Kecam Balotelli


Turin - Palang pintu pertahanan Juventus, Nicola Legrottaglie, melayangkan kritik pedas kepada Mario Balotelli. Menurutnya, penyerang Muda Inter Milan itu gemar melakukan provokasi dan tidak sportif.

"Rasanya tidak mungkin seorang pemain remaja seperti dia bisa melakukan trik-trik semacam itu. Tapi secara nyata dia telah melakukan provokasi," cecar Legrotagile seperti dikutip Channel4, Minggu, (19/04/09) dinihari WIB, setelah Juventus bermain imbang 1-1 dengan Inter di Turin.

"Dia menendangku dua kali dari belakang. Dia tidak perlu melakukan tindakan seperti itu. Itu adalah provokasi yang mencolok," tambahnya.

"Mungkin seseorang mengatakan kepadanya, jika ia dapat melakukan aksi itu maka dia akan mendapatkan nilai lebih. Tapi kan tidak. Dia itu punya potensi menjadi seorang juara, dan kelakuannya itu hanya akan merusak karirnya," tambah bek berusia 32 tahun itu.

Balotelli memang mulai dikenal sebagai pemain muda yang "bertingkah". Ia bahkan pernah beberapa kali dihukum pelatihnya, Jose Mourinho, karena malas-malasan saat berlatih.

"Aku tidak bilang dia tidak seharusnya menjatuhkan pemain lawan. Sepakbola adalah olahraga penuh kontak (fisik). Tapi dia melakukannya dengan cara yang sangat tidak fair. Ini bukan sebuah pesan yang positif," imbuh Legrottaglie lagi.

detiksport

Baca Selengkapnya......

Soal Salaman dengan Mourinho, Ranieri Ngotot


Turin - Seperti panasnya hubungan Inter Milan dengan Juventus, demikian pula Jose Mourinho dengan Claudio Ranieri. Tapi untuk semalam, ini coba ditiadakan karena toh setidaknya kedua pelatih itu mau bersalaman.


Seri A belum bergulir saja, Ranieri dan Mourinho sudah tukar-menukar kata-kata pedas di antara mereka. Kerikil tajam di hubungan keduanya juga masih hadir seiring perjalanan kompetisi Seri A musim ini.

Hubungan kedua sosok pelatih tersebut juga seperti merefleksikan tak harmonisnya hubungan antara Inter dengan Juve pasca skandal Calciopoli.

Meski demikian, sesengit apapun hubungan Ranieri-Mourinho atau sepedas apapun kata-kata yang telah terucap di antara mereka berdua, tak menghalangi semangat sportifitas.

Prosesi bersalaman sebagai pertanda fairplay tak absen mereka lakukan saat Derby D'Italia, Minggu (19/4/2009) dinihari WIB. Si allenatore Bianconeri bahkan sampai ngotot kalau ini bukan cuma rekaan.

"Kami salaman sebelum dan sesudah pertandingan. Memangnya ada alasan untuk tidak (bersalaman)?" tegas Ranieri di Channel 4.

"Ada saksi-saksinya kok kalau Anda tak percaya dengan saya!" demikian dia.

Masih ada yang ragu?

Baca Selengkapnya......

Di Mata Mourinho Inter Nyaman Menuju Scudetto


Turin - Hasil imbang lawan Juventus diyakini Jose Mourinho sudah bikin satu kaki Inter Milan di tahta juara Seri A. Satu kaki lainnya akan ditempatkan beberapa pekan lagi.


Dijamu Juve di Stadion Olimpico Grande Torino, Minggu (19/4/2009) dinihari WIB, Inter mengamankan satu poin dengan main 1-1. Itu bikin raihan mereka tetap sepuluh angka lebih unggul ketimbang Juve yang ada di posisi dua.

"Malam ini Inter membuktikan mengapa kami ada di puncak klasemen, dengan keunggulan 10 poin dan tim tertangguh di Italia. Kami akan memiliki Scudetto beberapa pekan lagi," ucap Mourinho yakin di Channel 4.

Mourinho sudah terlalu jumawa? Tidak demikian, karena keyakinannya didasari sebuah argumentasi yang menghasilkan konklusi.

"Saat ini kami butuh delapan poin dari enam laga, tiga di antaranya di San Siro. Jadi ini adalah sebuah situasi yang nyaman buat kami. Tentu saja kami harus menanti sampai pasti secara matematis," analisa dia.

"Tentu saja tak ada tim di Eropa yang punya keunggulan 10 poin dengan enam laga sisa, diunggulkan secara head to head dan partai Juve-Milan masih akan datang," simpul Mourinho.

detiksport.com/sepakbola

Baca Selengkapnya......

Imbang dengan Juve, Inter di Ambang Juara


Turin - Derby d'Italia antara Juventus lawan Inter Milan berakhir sama kuat 1-1. Inter unggul duluan lewat Mario Balotelli, sebelum disamakan oleh Zdenek Grygera.


Hasil di Stadion Olimpico Grande Torino, Minggu (19/4/2009) dinihari WIB, membuat rentang Inter dengan Juve di papan klasemen masih tetap sepuluh angka. Inter ada di puncak dengan poin 74, Juve menguntit dengan 64 dengan enam laga sisa.

Inter sempat ada di atas angin dalam laga tersebut setelah memimpin lewat gol Balotelli di menit 63, apalagi Juve kemudian harus bermain minus satu pemain usai Tiago dikartu merah.

Akan tetapi, masuknya Sebastian Giovinco tampak membawa angin segar buat Juve, dengan umpan-umpannya yang berbahaya. Gol balasan Juve dari Grygera pun adalah hasil sepakan Giovinco dari tendangan sudut.

Selain Grygera yang bikin gol penyama kedudukan, kredit tersendiri juga layak diberikan buat Gigi Buffon yang beberapa kali melakukan penyelamatan apik di bawah mistar gawang Juve. Tanpa penyelamatan tersebut, boleh jadi Juve sudah "terbunuh" duluan.

Jalannya Pertandingan

Sepuluh menit pertandingan berjalan, Mario Balotelli mencatat peluang untuk bikin gol. Gigi Buffon menghambat laju bola kendati si kulit bundar masih mengarah ke gawang. Tiago akhirnya bisa mengamankan gawang dan membuang bola.

Alessandro Del Piero menemukan Zdenek Grygera dari tendangan bebas di menit ke-31. Tapi usaha Grygera tak berbuah karena masih melambung jauh dari sasaran.

Semenit berselang, Marco Marchionni bisa merangsek ke muka gawang Inter. Julio Cesar lantas keluar dari sarang dan bisa mengamankan gawangnya.

Empat menit memasuki babak kedua, Balotelli melaju ke area penalti Juve dengan dikepung empat pemain lawan. Bola akhirnya dia oper ke Zlatan Ibrahimovic yang kemudian menyodorkan ke Dejan Stankovic. Bola Stankovic sepak keras-keras tapi tepat ditangkap Buffon.

Dari sebuah tendangan bebas di menit 57, Ibrahimovic berhasil meneruskan dengan kepala. Sial buat dia, bola hasil tandukan tidak menyulitkan Buffon.

Juve membalas semenit kemudian. Dari sebuah tendangan bebas, Del Piero menyepak bola melewati pagar betis untuk melaju ke gawang. Namun, di sana masih ada Julio Cesar yang melompat dan lantas menangkap.

Inter akhirnya unggul di menit 63. Dari serangan balik, Ibrahimovic berlari di sisi kiri dan melepaskan Sulley Muntari yang lantas mengirim bola ke tengah. Balotelli yang ada di sana pun tanpa ampun menceploskan bola.

Dengan keadaan tertinggal, Juve malah harus bermain dengan sepuluh pemain. Tiago mendapatkan kartu merah langsung akibat melakukan pelanggaran terhadap Balotelli.

Buffon "terbang" menahan bola sepakan keras dari Stankovic di menit 79. Sang kiper tampaknya hendak membuktikan kalau dirinya masih tetap tangguh di tengah banyaknya kritik yang mampir ke dirinya.

Dua menit sebelum bubaran, Buffon kembali menyelamatkan gawang Juve. Lewat kerjasama dengan Ibrahimovic, Julio Cruz yang ada di depan garis gawang melepaskan tembakan yang ditepis Buffon seraya meregangkan tubuh.

Di menit injury time, Grygera menyelematkan Juve setelah tandukannya menyambut sepak pojok Sebastian Giovinco bersarang di dalam gawang Inter.

Susunan Pemain:

Juventus: Buffon; Grygera, Legrottaglie, Chiellini, Molinaro (De Ceglie 63); Marchionni (Trezeguet 74), Poulsen, Tiago, Nedved; Del Piero (Giovinco 80), Iaquinta

Inter: Julio Cesar; Zanetti, Cordoba, Samuel (Burdisso 77), Chivu; Cambiasso; Stankovic, Muntari, Figo (Cruz 87), Balotelli (Vieira 76); Ibrahimovic

Baca Selengkapnya......

17 April 2009

Trio Juve Beramal Melalui Golf


Turin - Pemain sepakbola ambil bagian pertandingan sepakbola untuk amal sudah umum dilakukan. Langkah berbeda dilakukan beberapa pemain Juventus yakni dengan ikut serta turnamen golf untuk amal.

Alessandro Del Piero, Pavel Nedved, dan Mauro Camoranesi unjuk kebolehan di lapangan hijau. Kali ini bukan lapangan sepakbola, melainkan padang golf.

Alih profesi atau persiapan melirik bidang lain mengingat usia yang mulai senja untuk menendang bola? Bukan, ketiga pilar Juventus tersebut mengayunkan tongkat golf dalam rangka kegiatan amal.

Del Piero, Nedved, dan Camoranesi ambil bagian dalam turnamen yang digelar oleh sebuah yayasan riset untuk penanggulangan penyakit kanker. Kejuaraan tersebut digelar beberapa waktu lalu di padang golf Royal Park Golf and Country Club I Roveri di Venaria Reale, 8 kilometer sebelah barat laut pusat kota Turin.

Seperti dikutip dari situs resmi Juventus, ketiga pemain itu menikmati permainan dalam padang golf yang memiliki 18 lubang itu.

Turnamen amal ini juga diikuti oleh pegolf Fransesco Molinari, juara turnamen Italia Open pada 2006. Kesempatan bertemu Molinari dimanfaatkan oleh ketiganya untuk mengorek kisah sukses Molinari.

Baca Selengkapnya......

Del Piero: Boleh Finis Kedua, Asal Beda Tipis


Striker Juventus, Alessandro Del Piero, memandang perbedaan nilai timnya dan Inter Milan terlalu jauh. Ia rela jika Juve akhirnya hanya menempati urutan kedua Serie A, tapi tidak dengan perbedaan angka yang terlalu besar.


Inter kini masih berada di urutan teratas dengan selisih sepuluh poin di atas "I Bianconeri". Jarak itu bisa bertambah besar jika Juve gagal menang saat menjamu "I Nerazzurri" di Turin, Sabtu (18/4). Karena itu, tidak ada harapan lain bagi Del Piero selain memberikan kemenangan bagi timnya.

"Sabtu nanti kami ingin menang untuk memberikan kegembiraan kepada suporter dan kami sendiri," komentar sang kapten tim itu.

Dengan kemenangan di kandang sendiri, harapan Juve untuk mendekat ke posisi puncak semakin besar. Kejaran AC Milan di tempat ketiga pun bisa dihindarkan. Dan, yang terpenting, selisih nilai Juve dan Inter tidak terlalu mencolok di akhir musim.

"Finis di posisi kedua dengan empat atau lima poin lebih baik ketimbang 10 atau 12," tambahnya.

Kiper Gianluigi Buffon pun sepakat dengan ucapan "Il Capitano". Menurutnya, Inter memang layak berada di puncak klasemen saat ini. "Inter layak berada di sana," kata Gigi kepada Mediaset.

Jika Juve gagal membendung Inter, posisi mereka bisa digeser Milan, yang akan menjamu Torino di San Siro.

Baca Selengkapnya......

Sissoko: Juve Finis Peringkat Kedua


Performa Juve dalam dua pekan terakhir ini sedang menurun. Setelah ditahan imbang Chievo, pada akhir pekan lalu mereka dikalahkan Genoa. Posisi mereka di urutan kedua pun makin terancam oleh Milan.

Meski begitu, Sissoko yakin timnya akan bangkit dan menjauh dari kejaran Rossoneri. Gelandang pekerja keras asal Mali ini belum bisa membantu rekan setimnya karena masih mengalami cedera.

"Saya tetap mengikuti perkembangan tim. Kami memang sedang mengalami masa-masa yang berat. Tapi saya yakin ini akan segera berlalu dan kami akan memetik kemenangan lagi," tuturnya melalui Juventus Channel.

Pemain yang biasa disapa Momo ini juga tak sabar segera bermain sehingga bisa membantu rekan-rekannya mencetak kemenangan.

"Saya yakin kami akan tetap finis di peringkat kedua. Milan rasanya tak akan bisa mengejar kami. Kondisi saya sendiri sudah mulai membaik dan siap berlatih kembali," pungkasnya.

The Old Lady sampai pekan ke-31 masih berada di peringkat kedua Serie A. Mereka tertinggal sepuluh poin dari pimpinan klasemen Inter, dan hanya unggul dua poin dari Milan yang menempati peringkat tiga. Mereka akan menghadapi Inter di akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya......

Buffon Diminati MU?


Tabloid Inggris the Daily Mail melaporkan, Manchester United sedang mempertimbangkan untuk mengontrak Gianluigi Buffon pada akhir musim.

Sebelumnya, kiper Italia itu sempat digosipkan akan bergabung dengan Manchester City pada jendela transfer januari, dan agen Silvano Martina menyatakan Buffon tertarik pindah ke Liga Primer Inggris.

Namun, Buffon sepertinya juga ingin menghabiskan karir bersama La Vecchia Signora setelah ia membuktikan kesetiannya dengan tetap bermain di Juventus meski mereka tersingkir ke Serie B Italia.

Dan sepertinya, berita tentang perpindahan kiper termahal dunia, setelah ditransfer dari Parma pada 2001 itu, cukup meragukan karena Edwin van der Sar telah memperpanjang kontrak satu tahun dan kiper cadangan Ben Foster disebut berpotensi untuk menjadi pemain bernomorpunggung satu berikutnya di Old Trafford.

Baca Selengkapnya......

Iaquinta Yakin Juventus Kalahkan Inter


Vicenzo Iaquinta menyambut kehadiran Inter di Stadion Olimpico Grande pada akhir pekan ini. Iaquinta sadar kalau pertandingan tersebut sangat menentukan nasib Juventus pada musim ini dalam persaingan memperebutkan gelar juara.


"Kami bertanding dengan target tiga angka, dan saya yakin [pelatih Inter Jose] Mourinho pun datang ke Turin bukan untuk mencari hasil imbang," ujar Iaquinta kepada La Gazzetta dello Sport.

"Di samping hal-hal lain, pertandingan ini sangat berarti bagi kami dan suporter. Kami hrus menang, karena kami juga mewaspadai Milan dan Genoa. Sedangkan Inter sudah jelas memiliki keuntungan lebih besar dari kami."

Mengenai masa depannya di Turin terkait rumor kedatangan Fabio Quagliarella dan Diego Milito, Iaquinta belum mau membahasnya. Menurutnya, ia masih memiliki ikatan kontrak bersama Si Nyonya Besar.

"Saya masih terikat tiga tahun di sini, dan bersiap untuk memperpanjangnya lagi. Ini adalah klub besar dengan ambisi hebat. Mungkin kami bisa memenangi salah satu gelar."


Baca Selengkapnya......

Demi Kebanggaan dan Kehormatan


Turin - Mengalahkan Inter Milan memang belum memuluskan jalan Juventus untuk mengejar rivalnya itu dalam perebutan titel scudetto. Tapi, membungkam Nerazzurri adalah soal memulihkan kehormatan.


Presiden Giovanni Cobolli Gigli beretorika demikian sehubungan dengan Derby d'Italia yang akan digelar hari Sabtu (18/4/2009) besok di kandang timnya.

Bagi Juve, tertinggal 10 poin dengan sisa tujuh pertandingan memang sulit untuk menyalip Inter, sekalipun pada pertandingan nanti berhasil memetik kemenangan.

Akan tetapi, "Si Nyonya Tua" pun perlu meluruskan jalurnya untuk meng-upgrate rasa kepuasan tifosinya. Soalnya, dari dua pertandingan terakhir Alessandro del Piero dkk cuma meraih satu poin, tapi kebobolan enam gol.

"Poin iya, tapi kami juga akan bertarung demi kebanggaan dan kehormatan kami," cetus Cobolli.

"Ini akan menjadi pertandingan yang sangat sulit, terutama karena beberapa pemain penting kami terkena larangan main, dan beberapa yang lain baru pulih dari cedera," sambungnya, seperti dikutip dari Reuters.

"Kami merasa hancur ketika seri lawan Chievo (3-3) dan kalah (3-2) daeri Genoa. (Pelatih Claudio) Ranieri dan anak-anak terus mengkritik diri sendiri. Sekarang bukan saatnya melihat ke belakang, melainkan menatap ke depan."

Secara matematis Juve masih bisa mengejar Inter apabila besok bisa menang. Namun, Inter pun cuma butuh empat kemenangan lagi untuk memastikan kemenangannya. Oleh sebab itu, Cobolli mengatakan, "Peringkat dua pun sangat penting, dan kami harus melakukan apa saja untuk mempertahankannya. Kami ingin di atas AC Milan."

Baca Selengkapnya......

Akhir Rasa Pavel Nedved


Turin - Juventus masih coba membujuk Pavel Nedved yang telah melontarkan niatan pensiun. Tapi si pemain tetap pada pendirian karena memang sudah kehilangan "rasa" dengan sepakbola.

Pada usia 36, Nedved merasa sudah saatnya untuk gantung sepatu. Juve yang menaunginya merasa dia masih cukup bisa diandalkan sehingga sudah coba menahan.

"Saya takkan bermain lebih dari musim ini, saya akan berhenti," tegas Nedved kepada Tuttosport yang diwartakan Channel 4.

Pemain asal Republik Ceko tersebut kelihatannya sudah kehilangan antusiasme terhadap sepakbola sehingga bergeming pada keputusan. Nedved pun minta maaf jika keputusan tersebut belum bisa diterima sebagian kalangan.

"Saya takkan mundur dari keputusan. Partai-partai musim ini akan jadi yang terakhir buat saya dan setelah itu saya bakal mengucap selamat tinggal kepada sepakbola."

"Sepakbola sudah cukup buat saya. Sudah saatnya meluangkan waktu untuk hal-hal lain. Keputusan saya sudah pasti. Maaf kalau akhirnya jadi begini dan saya bahkan takkan bicara sepakbola lagi setelah pensiun nanti," demikian Nedved.

Baca Selengkapnya......

Juve vs Inter Masih Punya Arti


Turin - Banyak yang menilai bahwa laga Juventus melawan Inter Milan sudah tidak berpengaruh lagi. Namun striker Juve Vicenzo Iaquinta berpendapat sebaliknya. Apa alasannya?

Akhir pekan ini, Juventus akan menjamu rivalnya dalam perebutan gelar juara, Inter Milan. Namun laga ini dinilai sudah tidak terlalu berpengaruh lagi bagi perubahan peta persaingan scudetto.

Pasalnya, selisih nilai Juventus dengan Inter sudah cukup jauh, yakni 10 poin. Bahkan, meski bisa mengalahkan Nerazzuri sekalipun, Bianconerri tetap sulit untuk juara.

Namun di mata Iaquinta, laga bertajuk Derby d'Italia ini tetap memiliki arti. "Dengan mengesampingkan hal-hal lainnya, laga ini tetap memiliki arti bagi kami dan juga para Juventini," tukas Iaquinta dikutip dari Goal.

Menurut Iaquinta, kemenangan bagi Juve bukan hanya soal gengsi saja. Kemenangan akan mengamankan posisi kedua yang kini masih digenggam tim Zebra itu. "Kami tetap harus menang karena kami juga harus memperhitungkan AC Milan dan Genoa," tukas sang striker, sembari merujuk dua klub yang bisa mengganggu posisi Bianconerri.

Iaquinta pun memprediksi Inter juga akan serius menjalani laga ini. "Kami akan bermain demi tiga poin dan saya yakin bahwa Jose Mourinho tidak akan memerintahkan anak asuhnya untuk mencari hasil seri," pungkas eks striker Udinese ini.

Baca Selengkapnya......

15 April 2009

Buffon : Tekuk Inter,perkokoh posisi 2


Turin - Juventus akan menjamu Inter Milan akhir pekan ini. 'Nerazzuri' boleh jadi nyaris pasti juara, tapi 'Bianconeri' tetap ingin menang untuk menyemen posisi di peringkat dua.

Turin akan jadi tempat perhelatan duel tim yang mengisi dua posisi teratas Seri A itu. Dengan tujuh laga sisa, Juve menguntit Inter yang memuncaki klasemen dengan sepuluh poin.

Juve sendiri sempat melaju dengan baik dan jadi ancaman serius buat si juara bertahan Inter. Namun, Gianluigi Buffon cs diganggu konsistensi sehingga tak kuasa meneruskan ancaman.

"Kami di Juve terbenam ke lumpur dan terjebak. Inter layak mendapat apapun yang sedang mereka miliki saat ini," kata Buffon dalam acara Chiambretti Night yang dikutip Channel 4.

Buffon menyadari kalau ketidakmaksimalan Juve belakangan banyak disebabkan problem di lini belakang. Tetapi si kiper enggan disalahkan sendirian.

"Saya mengakui kami menjadi goyah di belakang, hal-hal berubah. Tapi saat Anda kebobolan banyak gol, kesalahan harus dibagi-bagi," kilah dia.

Menghadapi partai penting lawan Inter, kendati pun menang Juve niscaya tetap sulit menyalip. Buffon sendiri realistis dengan mematok posisi runner-up.

"Kami tetap ingin menang Sabtu nanti untuk memberikan kebahagiaan buat fans. Untuk menempati posisi dua dengan rentang empat atau lima poin dari tim teratas lebih baik ketimbang tertinggal 10 atau 12 poin," tandas dia.


Baca Selengkapnya......

Spaletti ke Juve?

Luciano Spalletti dikabarkan menjadi kandidat kuat untuk menduduki kursi pelatih Juventus bila Ranieri tidak dipercaya lagi menangani Si Nyonya Besar pada kompetisi Seri A Italia musim panas mendatang.

Sportmediaset.it mengklaim jajaran direksi Juventus merasa tidak puas dengan kinerja Ranieri yang sepertinya bakal sulit mewujudkan target menjadi juara Seri A musim ini. Arsitek AS Roma itu dikabarkan masuk dalam daftar bursa pelatih Juventus musim depan.

Kekecewaan jajaran direksi ini disebabkan mereka sudah haus gelar juara yang sudah lama tak dirasakan klub kota Turin ini. Satu-satunya harapan juara di Coppa Italia pun masih menjadi tanda tanya, karena Juventus dikalahkan Lazio 1-2 di leg pertama semi-final.

Presiden klub Giovanni Cobolli Gigli bersama Alessio Secco dan Jean-Claude Blanc sebelumnya juga sempata mengatakan ingin didatangkan untuk memperkokoh kekuatan Juventus dengan pelatih yang mampu membawa tim ini menjadi juara.

Baca Selengkapnya......

12 April 2009

Del piero : Juve masih punya peluang


Alessandro Del Piero mengakui bila permainan Juventus melawan Genoa buruk. Akibatnya, langkah Si Nyonya Besar untuk mendekati Inter pun semakin berat, karena mereka kini tertinggal 10 poin dari pemuncak klasemen sementara tersebut dengan Seri A menyisakan tujuh laga lagi.


Kendati demikian, Pinturicchio masih merasa yakin Juventus mampu merebut gelar juara musim ini. Ketertinggalan 10 poin dari Inter tidak menandakan Juventus telah lempar handuk dalam perburuan gelar.

“Kami sangat sedih setelah tersingkir dari Liga Champions, dan mungkin itu yang mempengaruhi penampilan kami di beberapa pertandingan terakhir. Tapi kami tak mau menjadikan ini sebagai alasan,” ujar Del Piero dalam acara Rete 4 bertajuk 'Controcampo'.

“Kami mempunyai kesempatan melakukan yang terbaik, dan kami pantas mendapat kredit dari hasil yang kami peroleh. Sekarang situasi menjadi sulit, tapi kami sama sekali belum menyerah.”

“Memang memalukan kami menelan kekalahan, namun hasil imbang pun saya anggap percuma saja. Kami harus mencoba lebih keras lagi, dan lebih menyerang ketika menghadapi Inter Sabtu nanti.”


Baca Selengkapnya......

Genoa vs Juventus 3-2

Seperti yang pernah terjadi sebelumnya, ketika Inter Milan kehilangan poin, Juventus gagal memanfaatkan kesempatan dan malah tersungkur 3-2 di kandang Genoa.


Tuan rumah tampil menekan sejak awal pertandingan. Peluang pertama tercipta pada menit ketujuh ketika Giandomenico Mesto memberikan umpan silang kepada lulusan akademi Juve, Raffaele Palladino. Eksekusi Palladino menaklukkan Gianluigi Buffon, tapi Nicola Legrottaglie masih mampu menyapu bola.

Vincenzo Iaquinta sempat mencetak gol, tapi dianulir wasit karena sang striker dianggap sudah berada dalam posisi off-side. Semenit kemudian, aksi Alessandro del Piero memaksa Ivan Juric berjibaku membuang bola keluar lapangan.

Setengah jam pertandingan, pendukung tuan rumah bersorak gembira. Giringan Mesto dari sayap kanan dihentikan pemain belakang Juventus, tapi bola lepas ke arah Thiago Motta. Tanpa berpikir dua kali, gelandang asal Brasil itu melepaskan tendangan keras mendatar yang tak sanggup dihalau Buffon.

Sebelum jeda, wasit memberi hadiah penalti yang dapat dipertanyakan. Del Piero beraksi di dalam kotak dan dihentikan oleh gasakan Matteo Ferrari yang terlihat bersih, tapi wasit punya pandangan lain. Eksekusi diambil sendiri oleh sang kapten dan gol.

Namun, saat injury time menginjak menit ketiga, Motta mengembalikan keunggulan tuan rumah. Tendangan penjuru Juric sukses disundul masuk Motta.

Grifoni tetap mengendalikan pertandingan sepanjang babak kedua. Juve tak mau kalah dan memperoleh peluang ketika Pavel Nedved melepas tendangan yang harus diselamatkan Giuseppe Biava dari garis gawang.

Pada menit ke-65, Mauro Camoranesi melakukan pelanggaran kasar terhadap Giuseppe Sculli. Tanpa ampun, wasit memberinya kartu merah. Juve tetap tidak gentar, Del Piero menciptakan peluang menyamakan kedudukan saat menerima umpan panjang dari Giorgio Chiellini. Setelah melewati Salvatore Bocchetti, aksi Del Piero dihentikan Rubinho yang sudah bergerak menutup ruang tembak sang kapten.

Enam menit pertandingan tersisa, Juve sukses menyamakan kedudukan. Bola liar di antara Nedved dan tiga pemain Genoa mampir ke kaki Iaquinta, yang tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menaklukkan Rubinho.

Kedudukan tak bertahan lama, Genoa kembali sukses mengembalikan keunggulan. Pemain pengganti Marco Rossi lolos dari jebakan off-side dan dengan leluasa memberi umpan mudah kepada Palladino untuk menciptakan gol kemenangan.

Kali ini keunggulan tuan rumah berakhir hingga peluit panjang. Grifoni sukses mempertahankan posisi di tempat keempat, sedangkan Bianconeri kini tertinggal sepuluh poin dari Inter di puncak klasemen Serie A.

Susunan pemain:
Genoa Rubinho; Biava, Ferrari, Bocchetti; Juric, Motta, Mesto / Rossi (42'), Criscito; Palladino, Jankovic / Olivera (80'), Sculli / Papastathopoulos (80').
Juventus Buffon; Zebina / Grygera (74'), Legrottaglie / Marchionni (74'), Chiellini, Molinaro; Marchisio, Poulsen, Nedved, Camoranesi; Iaquinta, Del Piero.



Baca Selengkapnya......

11 April 2009

Ranieri : Del piero seorang teladan


Dalam persiapan menghadapi Genoa akhir pekan ini, Juventus mendapat berita kurang sedap, terutama seputar pertengkaran antara Pavel Nedved dan kapten Alessandro Del Piero, dan juga antara sang kapten dengan pelatih Claudio Ranieri.

Tetapi, Ranieri tetap memuji Del Piero, dan seakan memberikan tanda tak adanya perselisihan di antara mereka.

"Del Piero adalah pemain hebat, dan fantastis untuk memilikinya di klub ini," tegas Ranieri dalam suatu wawancara dengan Sky.

Ranieri melanjutkan, "Saya telah berkata sebelumnya, dan saya akan mengatakan lagi, determinasinya tak dapat dikalahkan. Gayanya berlatih adalah contoh bagi setiap orang di klub ini, dan kami sangat bersyukur memilikinya bersama kami."

Untuk tetap membuka peluang menjadi Scudetto, kemenangan adalah segalanya saat Bianconeri bertandang ke Luigi Ferraris untuk menantang Genoa, Sabtu (11/4) malam waktu setempat.

Baca Selengkapnya......

Zoff: Ini bukan Juve 5 tahun yang lalu


Turin - Dino Zoff pernah jadi pemain penting Juventus. Dia bahkan memulai karir kepelatihan di sana. Tak heran kalau Zoff punya kedekatan dengan 'Si Nyonya Tua' yang dia nilai beda dengan lima tahun lalu.

Semasa aktif bermain dulu, Zoff dikenal sebagai benteng pertahanan terakhir nan tangguh. Namanya berkibar bersama Juve dan timnas Italia.

Saat ini, Juve yang membesarkan namanya relatif dapat memberikan persaingan buat Inter Milan si juara bertahan Seri A, kendati ada sejumlah keterpelesetan, seperti ketika diimbangi Chievo pekan lalu.

"Juve tak melaju dengan buruk. Mereka keliru melangkah (lawan Chievo) tapi saya yakin mereka masih pede terus berburu gelar juara. Mereka akan ke Genoa untuk mendapat hasil," tegas Zoff kepada surat kabar Il Secolo XIX yang dikutip Goal.

Menganalisa lebih jauh kekuatan yang dimiliki 'Bianconeri' saat ini, Zoff melihat Juve yang beda seperti pada masa jayanya di awal-awal tahun 2000 saat menjuarai Seri A 2001-02 dan 2002-03.

"Berapa bagus Juve yang ini? Mereka bagus dalam tiap aspek kendati pun para pemainnya tak lagi sama seperti delapan tahun lalu atau bahkan lima tahun lalu."

"Akan tetapi saya pikir ini adalah tahun yang penting, mereka nyaris siap bikin lompatan dalam hal kualitas. Dan mereka juga punya para pemain muda yang tampil bagus seperti (Sebastian) Giovinco. Saya juga pikir mereka akan dapat bala bantun dari bursa transfer (musim panas)," papar Zoff.

Menyoal laga Juve lawan Genoa yang sedang berusaha mengamankan posisi untuk Liga Champions musim depan, Zoff mengindikasikan kalau duel akan berlangsung sengit karena Genoa bukan tim yang bisa dipandang sebelah mata.

"Mereka menjalani musim yang bagus. (Pelatih Giampiero) Gasperini bikin mereka bermain sangat bagus. Genoa enak dilihat, mereka banyak menang dan bersenang-senang," demikian Zoff.

Baca Selengkapnya......

Giovinco ingin dampingi Del piero lebih lama

Pemain muda Juventus berusia 22 tahun ini menjalani musim yang cukup cemerlang bersama Juventus tahun ini.

Semua ini tak terlepas dari bimbingan pemain senior Il Bianconeri, termasuk di antaranya Alessandro Del Piero. Giovinco pun berharap bisa terus bermain bersama kapten Juventus itu sebanyak mungkin.

"Untuk siapapun yang mengatakan kami tak bisa tampil bersama, saya tak setuju dengan anggapan tersebut," ungkap Giovinco kepada Juventus Channel.

"Saya sangat yakin kami bisa main bersama. Malah saya merasa kami bermain jauh lebih baik terutama karena kami turun bersama."

"Ini adalah tahun pertama kami bermain bersama, tapi kami tak bisa tampil bersama untuk untuk semua laga. Saya mendapat perasaan bagus tiap kali bermain dengannya, seperti halnya ketika saya bermain bersama [Pavel] Nedved."

"Jika Nedved memutuskan untuk bermain di tengah, maka kami bisa bermain bersama," tegas Giovinco.

Baca Selengkapnya......

Juve putus kontrak Andrade


Turin - Jorge Andrade kini berstatus free agent. Tak kunjung pulih dari cedera dan terancam tak bisa lagi mengikuti kompetisi profesional, Juventus memilih memutuskan kontrak pesepakbola asal Portugal itu.

Andrade dibeli Juventus dari Deportivo La Coruna pada tahun 2007 lalu. Namun hingga akhirnya diputus kontrak pada Rabu (8/4/2009) kemarin, dia tercatat cuma empat kali merumput bersama Bianconeri.

Bek tengah yang tahun ini menginjak usia 30 tahun itu mengalami cedera parah saat menghadapi AS Roma di 23 September 2007. Mengalami patah pada salah satu tulang lututnya, Andrade akhirnya absen membela Juventus di sepanjang musim itu.

Pada awal musim 2008, mantan pemain FC Porto itu mendapat kemalangan lain saat kembali dihantam cedera yang sama. Kondisi yang memaksanya kembali absen di sepanjang musim tersebut. Setelah permintaan memutus kontrak sang pemain pada Lega Calcio disetujui, Si Nyonya Tua pun memutuskan mengakhiri kebersamaan mereka.

“Juventus dan Andrade telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri hubungan profesional antara keduanya. Karena itulah sang pemain akan dibebaskan dan bisa mencari klub lain. Juventus berharap yang terbaik untuk karirnya dan juga untuk ajang internasional," demikian pernyataan Juventus di situs resminya.

Rencana memutus kontrak Andrade sudah dikeluarkan Juventus sejak tahun lalu. Saat itu mereka menyebut kalau pemilik 50 caps untuk timnas Portugal itu tak akan bisa lagi berkompetisi secara profesional.

Baca Selengkapnya......

08 April 2009

POJOK JUVE : TOP 10


inilah daftar-daftar peraih scudetto di liga italia

10. Napoli
The first name that comes to mind when Napoli and honours share the same sentence is Diego Maradona. During his reign, he led the Partenopei to their first Scudetto in 1987, and their second in 1990. The Neapolitans also won the UEFA Cup in 1989 and in 1987 picked up one of their three Coppa Italias.

9. Fiorentina
Tuscany’s top team won the first of their two Scudetti in 1956, led by the one and only Miguel Montuori, and their second in 1969. Other honours include six Coppa Italias, one Supercoppa and the first European Cup Winners Cup in 1961, in which they beat Scottish giants Rangers 4-1 on aggregate.

8. Lazio
Lazio’s first Scudetto arrived in 1974 – when they were led by the incomparable striker Giorgio Chinaglia. Their second followed in 2000 with top players like Roberto Mancini and Alessandro Nesta, coached by Sven Goran Eriksson. They were also the last club to win the Cup Winners Cup in 1999.

7. Roma
The Giallorossi have won just three Serie A titles – 1942, 1983 and 2001. However, they have won a record nine Coppa Italias and two Supercoppas. They also won the UEFA Cup, in its previous guise, beating Birmingham 4-2 on aggregate in 1961.

6. Bologna
Bologna have won no less than seven Scudetti, with their most successful era coming in the late 1930’s – when they lifted the title four times between 1936 and 1941. Their final win was in 1964 when they beat Inter 2-0 in a ‘spareggio’ – play-off. Other major trophies include two Coppa Italias.

5. Torino
Winning the first of their seven titles in 1928, il Grande Torino went on to win five in a row between 1943 and 1949. Sadly that illustrious team, led by the great Valentino Mazzola, was wiped out in an air disaster in 1949. Their final title was won in 1976 when coached by Gigi Radice.

4. Genoa
The Grifone won the first three Championships between 1898 and 1900. They then lifted another hat-trick of successive Scudetti, starting in 1902, before their last two wins arrived in 1923 and 1924. Since then they have endured a yo-yo relationship with Serie A and won just one Coppa Italia – in 1937.

3. Inter
The Beneamata have lifted the Serie A title 16 times, while on the international front they won the European Cup twice in succession in 1964 and 1965. That team, called il Grande Inter, featured legends like Luis Suarez, Mario Corso, Sandro Mazzola and the late, great, Giancinto Facchetti – skipper of the side.

2. Milan
Over the last five years the Rossoneri have won every top trophy available under Coach Carlo Ancelotti, except for the UEFA Cup. With 17 Scudetti wins behind them they have also lifted the European Cup seven times – a record for an Italian club. The 1990 win was unique in that Italy won all three European trophies that year, as Sampdoria lifted the Cup Winners Cup while Juventus took the UEFA Cup.

1. Juventus
The Bianconeri have won a record 27 Scudetti, their first in 1905 and their last in 2003. International honours include two European Cups, sadly the first in 1985, was overshadowed by the Heysel Stadium disaster. However, the last win in 1996 saw La Vecchia Signora triumph on penalties, with the magnificent Angelo Peruzzi stopping two spot-kicks.
Words: Dave Taylor



Baca Selengkapnya......

New Stadium: Final Phase Of Demolition Begins



Only the skeleton of the old Stadio Delle Alpi remains. On Friday 3rd April, in fact, the demolition of the cover of the ceiling of the structure began with the dismantling of the “sails” followed by the loosening of the steel support cables, the preparatory works, the dismantling and finally the segmenting of the cover.

The next step is the demolition of the two wafts which will take place in the coming weeks. In May the construction site will be cleared from all the materials left by the demolition and finally in June, as per schedule, the construction works on the new stadium will commence.

In the past weeks, as a farewell to the old stadium all the team was involved in a photo session which we are publishing entirely in a photo gallery on JuventusMember.com. For more details on the demolition works please read the press release in the Media section.

Juventus.com

Baca Selengkapnya......

Juventini Hilang Kesabaran


TURIN - Kompetisi Serie A hanya menyisakan delapan laga. Aura persaingan serta tekanan masing-masing klub kian memanas. Tak ayal, sejumlah tifosi Juventus bereaksi cukup keras terhadap hasil imbang yang diraih tim kesayangannya kala menjamu Chievo, akhir pekan lalu.

Klub besutan Claudio Ranieri hanya mampu mencatat hasil 3-3 dalam menghadapi tim kecil Chievo di Olimpico Turin, Minggu (5/4/2009). Hattrick striker Sergio Pellissier memastikan pasukan Domenico Di Carlo berbagi poin dengan La Vecchia Signora. Sementara, gol Giorgio Chiellini dan Vincenzo Iaquinta serta gol bunuh diri Andrea Mantovani berhasil menyelamatkan muka Juve.

Meski Alessandro Del Piero dkk tampil menawan pada dua laga sebelumnya (menang 4-1 atas AS Roma dan Bologna), namun hasil ini tetap membuat Juventini berang. Pasalnya, Inter Milan makin mantap di puncak klasemen dengan raihan 72 poin usai menumbangkan Udinese 1-0. AC Milan pun sudah mengintai di peringkat ketiga dengan perolehan nilai 58, hasil dari kemenangan 2-0 atas Lecce.

Mengingat persaingan yang semakin ketat, Juventini pun melontarkan kritik pedas terhadap Bianconerri melalui berbagai media massa Italia. Mereka bahkan terang-terangan menuding kiper Gianluigi Buffon sebagai biang keladi hasil tersebut. Performa Buffon tampaknya memang tengah menurun setelah dibekap cedera panjang, beberapa waktu lalu.

"Berapa lama lagi kami harus menanggung rasa malu ini? Kapan mereka akan kembali menjadi Juve yang biasa? Pertahanan tim ini tidak bisa diterima, dengan Buffon kebobolan dua hingga tiga gol dalam satu pertandingan. Dia tidak layak memulai pertandingan sekarang. Kembalikan Alex Manninger (menjadi starter)!" demikian tulis salah satu Juventini kepada Tuttosport, Selasa (7//4/2009).

Sementara, Juventini lain melampiaskan kekesalannya kepada The Tinkerman. "Ranieri, selama dua tahun Juve selalu memberikan keunggulan di babak pertama kepada lawan. Kami lelah! Ingat, ini adalah Juve. Kami ingin menang, tapi Anda memberikan poin serta kemenangan di kandang sendiri kepada tim-tim kecil. Sudah cukup kami dibuat seperti orang bodoh," kecamnya.

Ranieri tentunya harus segera memutar otak memikirkan strategi ampuh guna meraih poin penuh pada sisa laga Serie A. Apalagi, pekan depan, Juve harus menjamu Nerazzurri yang dipastikan bakal ngotot mempertahankan keunggulan mereka di papan klasemen.

Baca Selengkapnya......

Ranieri-Del Piero Bersitegang?



Atmosfer di internal klub Juventus memang tidak cukup baik. Pasalnya Bianconeri melepas kesempatan untuk terus membayangi Inter di akhir pekan usai bermain seri 3-3 saat melawan Chievo.


Dan rupanya susana negatif tersebut sedikit banyak mempengaruhi psikologi para pemain dan jajaran pelatih. Kabarnya, hanya karena insiden kecil di ruang ganti, beberapa pihak sempat terlibat perang dingin.

Pihak yang dimaksud adalah pelatih Ranieri dengan Del Piero. Sementara insiden yang memantik perang dingin kedua pihak itu adalah telat datangnya Del Piero saat Ranieri memberikan pengarahan kepada anggota skuad.

Dilaporkan Corriere dello Sport, Del Piero datang saat Ranieri memberikan pernyataan secara serius.

Kabarnya, Del Piero sengaja telat datang dalam pertemuan tersebut. Hal ini dilakukannya untuk menunjukkan bentuk keberatan karena diganti usai turun minum di laga melawan Chievo.

Meski demikian, belum ada penjelasan dari pihak klub menanggapi rumor ini, demikian juga dari Ranieri maupun Del Piero.


Baca Selengkapnya......

Juventus Perluas Pasaran Asia


Juventus dikabarkan sedang mencoba bek muda asal China, Yang Yun, untuk mengikuti ujian bergabung dengan tim Turin tersebut.


Bianconeri berharap bisa memperkokoh pasar mereka di kawasan Asia dengan memberikan kesempatan kepada Yun mengikuti latihan sekaligus ujian masuk ke dalam tim. Pemain Shanghai Shenhua itu menarik perhatian Juve saat melakukan tur Asia Pasifik musim panas lalu.

Menurut Oberto Petricca, agen sang pemain, kepada Channel4, mengatakan, kehadiran Yun mempunyai arti penting bagi pencitraan Juventus di kawasan Asia, sekaligus menjalin kerjasama dengan runner-up Liga Primer China 2008 tersebut.

“Dia [Yun] sebetulnya tidak terlalu dikenal di China. Saya hanya melihat permainan dia beberapa kali. Yun tidak hanya bernilai dari sisi teknik saja, tapi juga mewakili hubungan sinergi antara Bianconeri dengan Shanghai Shenhua,” ujar Petricca.

“Yun akan meningkatkan pamor Juventus di China. Bocah ini bisa menjadi jembatan komunikasi antara dua negara. Selain itu, ini juga sangat penting bagi persepakbolaan China tentang pemahaman arti profesional.”

Baca Selengkapnya......

07 April 2009

Gattuso : Serie A sudah berakhir


Serie A Italia musim 2008/09 masih menyisakan delapan laga lagi. Namun dalam perolehan poin di papan klasemen, Inter cukup jauh meninggalkan rival-rivalnya.


Setelah Juventus hanya bisa memperoleh poin satu saat ditahan Chievo 3-3, Inter berhasil menyegel tiga angka penuh dengan menumbangkan Udinese 1-0.

Dengan hasil itu, Inter unggul sembilan poin dari Juventus yang hingga pekan ke-30 sudah mengumpulkan 63 angka.

Melihat fakta tersebut, Rino Gattuso menilai kompetisi menuju scudetto di Serie A Italia sudah berakhir, meskipun secara matematis segalanya masih mungkin terjadi.

"Kompetisi sudah selesai. Inter akan memenangi scudetto," ungkap Gattuso dalam situs Milan.

Jika merujuk pada perolehan angka, Inter memang lebih dominan ketimbang Juve. Namun semuanya bisa berbalik 180 derajat apabila di delapan laga tersisa, di mana Juventus, Napoli, Lazio, Chievo dan Cagliari sudah menunggu, Inter tersandung.

Baca Selengkapnya......

Cech : Del piero penendang penalti terbaik


Chelsea akan menghadapi Liverpool dalam perempat-final Liga Champions musim ini. Pertemuan kedua tim selalu berakhir dengan skor ketat dan pernah diakhiri dengan adu tendangan penalti.


Sebagai kiper andalan Chelsea, Cech tentu sudah menyiapkan diri buat menghadapi kemungkinan tersebut. Meski diakui sebagai salah satu kiper terbaik dunia, ia justru memuji kiper lain yang dianggapnya lebih baik.

Secara tidak langsung ia mengakui rekornya kurang bagus dalam adu penalti. Cech menyebutkan beberapa nama yang pantas disebut lebih baik darinya.

"Ada beberapa kiper yang menurut saya terbaik. Ada Buffon, Casillas, Van der Sar, Julio Cesar dan Reina. Mereka semua kiper terbaik, termasuk dalam menghadang tendangan penalti," ujarnya melalui situs resmi UEFA.

Meski punya banyak pilihan, untuk penendang penalti terbaik Cech hanya punya satu nama yang dianggapnya paling terbaik.

"Siapa paling ahli dalam mengambil tendangan penalti? Tak diragukan lagi, Del Piero yang terbaik," tukasnya.

Penjaga gawang berusia 26 tahun itu pernah merasakan kehebatan Alex dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions. Del Piero mencetak satu gol lewat tendangan penalti yang mampu mengelabui Cech.


Baca Selengkapnya......

05 April 2009

Juventus vs Chievo 3-3


Gol dramatis Sergio Pellisier pada menit-menit akhir memberikan hadiah satu poin bagi tuan rumah Juventus, dan hasil ini semakin menyulitkan ambisi mereka untuk meraih Scudetto dari tangan Inter Milan.


Juventus memiliki kesempatan emas untuk unggul di menit-menit awal, tetapi Alessandro Del Piero yang menerima umpan matang Hassan Salihamidzic terlalu lambat dan Santiago Morero berhasil menghambatnya.

Chievo pun bangkit menyerang dan tampak hidup, sehingga mereka layak untuk meraih keunggulan pada menit ke-25 saat Pellisier menggunakan kecepatannya untuk mengalahkan Giorgio Chiellini dan kemudian melewati kiper Gianluigi Buffon.

Chiellini pun membayar kesalahannya sepuluh menit berselang melalui tendangan voli kerasnya yang tak mampu ditepis kiper Stefano Sorrentino.

Tetapi, kelemahan di lini belakang Juventus kembali terlihat, dan Pellisier kembali memanfaatkan keadaan satu menit sebelum jeda dengan mengalahkan Olof Mellberg sebelum tendangannya tak terjangkau Buffon.

Saat jeda, pelatih Juventus Claudio Ranieri memutuskan untuk memasukkan David Trezeguet dan menarik Del Piero yang tampil mengecewakan, dan striker Prancis itu langsung menjawab dengan keberadaannya yang membuat lini belakang Chievo panik.

Mario Yepes pun menjadi korban dan terpaksa membelokkan sundulan Mauro Camoranesi pada menit ke-54 untuk menyamakan kedudukan bagi Bianconeri.

Si Nyonya Tua tampak berhasil mengatasi ambisi Chievo untuk meraih satu poin penting saat Vincenzo Iaquinta berhasil memanfaatkan umpan silang Mauro Camoranesi 11 menit sebelum bubaran.

Tetapi, Pellissier yang akhirnya berjaya, saat memanfaatkan umpan Antonio Langella dengan kepalanya untuk memberikan poin yang layak didapatkan Chievo, dan kini Chievo unggul tujuh poin dari tim di zona degradasi.


Baca Selengkapnya......

Diego siap ke Juve


Usaha Juve untuk mendatangkan gelandang asal Werder Bremen itu rupanya belum berakhir. Mereka bahkan sudah menyiapkan bujet yang cukup besar.

Menurut Tuttosport, Bianconeri hanya akan membeli satu atau dua pemain pada musim panas mendatang. Itu berarti mereka hanya akan mendatangkan pemain berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan tim.

Rencana itu juga berkaitan dengan kemungkinan pensiunnya Pavel Nedved di akhir musim ini. Sejumlah nama kabarnya sudah disiapkan dalam daftar pemain yang akan mereka incar.

Pemain yang diincar itu diantaranya, Diego, David Silva, Franck Ribery dan Marek Hamsik. Nama Diego menjadi prioritas utama dan lebih realistis, apalagi Juve memang sudah lama mengincar pemain asal Brasil tersebut.

Apalagi tidak muda buat mendatangkan Silva, Ribery dan Hamsik yang pasti akan dilabeli dengan harga tinggi oleh klubnya masing-masing.

Untuk Diego, Juve dikabarkan sudah menyiapkan tawaran sekitar €25 juta. Selain itu, beredar juga rumor kalau mereka siap menjual Gianluigi Buffon dan David Trezequet kalau nilai jualnya dirasa cocok. Kedua pemain itu kabarnya sedang diincar Barcelona dan Chelsea.


Baca Selengkapnya......

Ranieri akan ubah posisi Nedved


Claudio Ranieri harus memutar otaknya karena banyak pemain dalam kondisi tidak fit. Karena itu, Ranieri pun melakukan eksperimen dalam sesi latihan yang digelar menjelang duel melawan Chievo di Stadion Olimpico Grande Torino, Minggu (5/4) malam WIB.


Dalam beberapa kali sesi latihan itu, Ranieri menempatkan Nedved sebagai gelandang tengah. Namun, ternyata Ranieri mempunyai rencana lain dengan menggeser posisi Nedved lebih keluar, yaitu menggoda pemain tersebut menunda pensiunnya pada akhir musim.

“Dengan banyaknya pemain yang absen karena cedera, saya mencoba Nedved lebih keluar dari posisinya sekarang. Mungkin perubahan ini akan membuat dia tergoda bermain beberapa tahun lagi,” ujar Ranieri dilansir Channel4.

“Ketika kami menghadapi masalah sulit, dia selalu mengorbankan dirinya untuk tim. Siapa tahu ini menjadi kesempatan untuk meyakin Pavel memikir ulang rencana pensiunnya. Saya mempertaruhkan segalanya di sini, dan kita lihat apa yang akan terjadi.”

Baca Selengkapnya......

03 April 2009

Julio Cesar belum selevel Buffon


Usai menyelesaikan dua musim bersama Juventus dengan menjadi deputi Gianluigi Buffon, kiper Udinese Emanuele Belardi (foto) berharap dapat membantu klub lamanya saat menjamu Inter Milan.


Dalam wawancara kepada Sky, Belardi memaparkan nostalgia saat masih berada di Juve dan membandingkan Buffon dengan kiper Inter Julio Cesar, yang dianggap sebagai salah satu kiper terbaik dunia.

"Aku tak bisa melupakan masa dua setengah tahun di Juventus. Sangat indah. Kini aku berharap bisa membantu fans Juve," cetus Belardi.

"Aku punya sedikit masalah, di lutut dan jariku, tapi sekarang aku harap bisa bermain di atas lapangan melawan Inter."

Belardi memang harus unjuk kemampuan ketika kiper utama Samir Handanovic tengah dirundung cedera.

"Memilih bermain untuk Juventus adalah pilihan yang berani karena sedikit tim di Serie A Italia yang menginginkanku, tapi aku rasa kuta tidak bisa bilang tidak untuk klub seperti Juve," lanjutnya.

"Pada akhirnya, aku terbukti tepat karena pada musim kedua aku bermain sebulan sebagai kiper pilihan utama dan aku bangga mengenakan seragam itu."

"Aku tentu menjagokan mereka untuk merebut scucetto, tapi aku rasa hanya Inter yang bisa melepas peluangnya. Juve takkan menyerah. Bagaimanapun, mereka jagonya."

Saat ditanyakan siapa yang terbaik antara Buffon dan Julio Cesar, Belardi menjawab, "Aku rasa Julio Cesar jadi yang terbaik di dunia dalam dua tahun ini, tapi Buffon sudah menjadi yang terbaik selama lebih dari sepuluh tahun, jadi butuh lebih banyak tahun untuk mencapai level seperti itu."

Baca Selengkapnya......

Sagna tak ingin tinggalkan Arsenal

Sebelumnya diberitakan, Juventus sedang mempersiapkan tawaran untuk memboyong Bacary Sagna ke Italia pada akhir musim untuk memperkuat lini belakang mereka.

Sagna berkembang menjadi salah satu bek terbaik Eropa setelah bergabung dengan tim asuhan Arsene Wenger itu dari Auxerre pada 2007.

Namun, bek Prancis itu menolak untuk pindah ke Turin karena ia menikmati suasana di Emirates.

"Saya berada dalam kontrak bersama Arsenal hingga 2014. Saya mencintai klub ini, saya berhubungan baik dengan seluruh tim dan saya senang," kata Sagna di situs Sky Sports.

Tetapi Sagna mengakui, "Juve adalah tim besar, namun jika Arsenal memutuskan untuk menjual saya, itu hal lain. Tetapi saya senang di sini dan sepengetahuan saya, saya berada dalam rencana manajer untuk waktu yang lama."

Baca Selengkapnya......

Juventus pemimpin dunia

Jean-Claude Blanc ingin menegaskan kebijakan transfer klubnya yang memilih untuk tidak menghamburkan banyak uang demi menjaga stabilitas keuangan, dan juga memastikan keamanan posisi pelatih Claudio Ranieri.

"Juventus harus kompetitif di olahraga, tapi juga seimbang di keuangan pada waktu yang sama. Kapasitas untuk investasi dengan cara yang seimbang adalah jaminan terbaik untuk masa depan. Saya setuju dengan penekanan (Michel) Platini dalam pengeluaran di sepakbola," kata Blanc seperti dikutip Guerin Sportivo.

Blanc yakin, "Juventus bukan hanya sekedar sepakbola atau Italia. Juventus adalah sesuatu yang spesial, suatu klub yang menjadi pemimpin di dunia."

Meskipun prestasi La Vecchia Signora sempat naik turun musim ini, Blanc yakin pelatih Claudio Ranieri dapat membawa klubnya maju.

"Ranieri adalah seorang profesional yang hebat, seorang dengan nilai yang cocok untuk menjadi bagian dari proyek ini. Ranieri telah melakukan hal-hal hebat dalam dua tahun terakhir dan ia tak diragukan lagi," tegas Blanc.


Baca Selengkapnya......

02 April 2009

Juventus Inginkan Sagna


TURIN - Juventus kembali merilis satu nama yang bakal direkrutnya musim depan. Pemain itu tidak lain adalah wing bek kanan Arsenal Bakari Sagna.

Niatan itu rupanya mengacu kepada kebutuhan tim. Seperti diketahui, musim ini lini kanan pertahanan Juve merupakan titik paling rentan ditembus para penyerang serta gelandang lawan.

Znedek Grygera yang biasanya mengisi pos tersebut, performanya masih turun naik dan yang pastinya belum bisa dijadikan andalan. Sementara pemain lain, yakni Jonathan Zebina masih sibuk dengan proses pemulihan cedera.

Sebagaimana disitat La Stampa, Kamis (2/4/2009) ketertarikan klub asuhan pelatih Claudio Ranieri itu kepada Sagna, rupanya sudah mencapai tahap yang cukup serius. Pasalnya, pihak ?Si Nyonya Tua' mengaku telah menyiapkan sejumlah dana.

Kubu The Gunners pastinya tidak akan mau melepas mantan pemain Auxerre itu secara cuma-cuma. Diyakini, dana sebesar 13 juta euro terlebih dahulu harus diberikan oleh Juve kepada Arsenal sebagai kompensasi kepindahan.

Baca Selengkapnya......