TRANSLATE

05 Maret 2009

Derby della Mole


Ada 13 tangga klasemen memisahkan Juventus dengan Torino. Tetapi perbedaan kekuatan di atas kertas tidak mengurangi panasnya persaingan ketika keduanya beradu pekan ini.

Meski barangkali tak seakbar Derby della Madonnina di kota Milan, 103 tahun sudah rivalitas Juventus dan Torino menyala-nyala. Sejak keduanya bertarung untuk kali pertama pada tahun 1906, dua klub yang memiliki karakter dan sejarah berbeda itu telah melewati ratusan partai bertajuk Derby della Mole.

Sebelum keduanya bentrok di pekan ke-27 Liga Italia, Minggu (8/3/2009) dinihari WIB, Torino dan Juventus telah bersua sebanyak 223 kali. Artinya, partai di Olimpico Turin nanti bakal jadi edisi ke-224.

Pertemuan Torino kontra Juventus nanti sekali lagi akan mempertentangkan dua kutub yang bertolak belakang 180 derajat. Juventus yang kaya dan bergelimang piala melawan Torino yang kering prestasi tetapi lebih mengakar di kota Turin.

Para pendukung Juventus biasa meneriaki tifosi lawan dengan kata 'inferior' dan 'kecil'. Di lain kubu, para fans Il Toro bakal menyoraki pendukung kubu seberang dengan kata 'curang'.

Meski akan bertindak sebagai tim tamu, Juventus jelas lebih diunggulkan. Bukan karena sejarah memihak mereka yang telah memenangi 88 edisi Derby della Mole, tetapi juga atas pertimbangan kondisi aktual saat ini.

Juventus berada di jalur penantang scudetto dengan kukuh bertengger di posisi dua. Sementara Torino megap-megap berupaya keluar dari jeratan degradasi. Il Grande Torino saat ini berada di posisi 16, hanya berselisih satu angka dari zona maut.

Tetapi bisa dipastikan perbedaan kasta keduanya akan hilang begitu 22 pemain bertarung memperebutkan bola di lapangan hijau. Gengsi dan kehormatan dalam laga derby bisa menihilkan semua keunggulan teknis.

Bukti itu tersaji di derby edisi pertama musim ini. Oktober tahun lalu, Torino yang bertindak sebagai tamu 'hanya' kalah 0-1 berkat gol tunggal Carvalho Amauri di babak kedua.

Torino sendiri juga sedang berada di grafik yang cukup baik dengan tidak terkalahkan di tujuh pertandingan Seri A terakhir. Meski hanya dihiasi satu kemenangan, catatan skuad Walter Novellino itu perlu dijadikan perhatian khusus.

Tekad untuk memetik hasil maksimal dari tangan tetangganya yang lebih kuat dilontarkan oleh gelandang Torino, Ignazio Abate. Tujuannya, apalagi demi bertahannya Granata di level teratas sepakbola Italia.

"Ini adalah duel yang sangat penting bagi para fans dan juga kami," tegas Abate di Goal. "Kami harus menyelamatkan diri kami sendiri. Untuk melakukannya, kami perlu poin; dimulai melawan Juventus!"

Dengan kompleksnya faktor yang melingkupi Derby della Mole ini, maka ukuran teknis tidak bisa lagi jadi ukuran sahih tunggal untuk memprediksi siapa yang akan keluar jadi pemenang dalam partai ini.

Ujian Milan
Sementara itu pada hari Minggu (8/3) malam, AC Milan yang tengah guncang akan menjamu Atalanta di San Siro. Kemenangan menjadi kewajiban agar pasukan Carlo Ancelotti itu bisa menyelamatkan peluangnya di Seri A musim ini.

Milan memang sedang hancur-hancuran pekan ini. Tersingkir dari Piala UEFA plus menderita kekalahan dari tangan Sampdoria membuat kecaman kepada Ancelotti dan pemain-pemainnya kian deras.

Atalanta memang 'cuma' tim peringkat sembilan. Tetapi Cristiano Doni cs punya peluang untuk menjadikan Milan sebagai korban ketiga di kalangan klub besar setelah sebelumnya Gli Orobici memangsa Inter Milan dan AS Roma.


Baca Selengkapnya......


Langkah tiga wakil Italia di babak 16 besar Liga Champions cukup berat. Namun, Marcello Lippi punya penilaian sendiri. Menurutnya, tiga tim Serie A cukup berkompeten untuk bisa lolos ke babak perempatfinal.


Pelatih Timnas Italia tersebut berpikir persaingan di Liga Champions antara klub Italia dan Inggris tersebut, juga dipengaruhi oleh persaingan di tim nasional. Namun, Lippi masih yakin dengan peluang Inter, Juve dan Roma.

Inter akan bertandang ke Old Trafford dengan membawa modal 0-0 di leg pertama melawan Manchester United. Juve meladeni kekuatan baru Chelsea di bawah kepemimpinan Guus Hiddink, dengan membawa kekalahan 0-1 di leg pertama. Terakhir, Roma wajib menang atas Arsenal di Olimpico setelah kalah 0-1 di Emirates Stadium.

"Ini hanya mempertahankan Inter, Juve, dan Roma di Liga Champions. Jika tiga tim tersebut bisa menunjukan 100 persen teknik, psikologi dan potensial pemain, saya pikir mereka lebih baik dari tim Inggris. Melihat hasil di leg pertama, peluang masih sangat terbuka," jelas Lippi seperti dilansir Goal, kamis (5/3/2009).

Hanya Inter yang mengantongi hasil imbang. Sementara, dua tim lainnya bermodal kekalahan menghadapi leg kedua nanti. Lippi sangat berharap Juve dan Roma bisa membalikan keadaan di hadapan publik sendiri pada leg kedua nanti.

Baca Selengkapnya......

Juventus Frustrasi Kejar Sneijder


Berita ketertarikan Juventus terhadap playmaker Real Madrid Wesley Sneijder sudah tersebar luas. Tapi, adakah yang tahu kalau kini Bianconerri tengah frustrasi mendapatkan tanda tangan pemain asal Belanda itu?

Ya, Juve memang sudah mengincar Sneijder sejak lama, bahkan jauh hari sebelum mantan pemain Ajax Amsterdam itu memutuskan bergabung dengan El Real di Santiago Bernabeu.

Belakangan, kembali beredar gonjang-ganjing bahwa Juve kembali mengajukan ketertarikan. Mereka berharap bisa mendatangkan Sneijder guna menggantikan gelandang veteran Pavel Nedved yang akan pensiun akhir musim nanti.

Seperti dilansir Tuttosport, Kamis (5/3/2009), Juve belum juga mendapatkan sinyal positif dari sang pemain dan klub yang menaunginya, yakni Madrid. Kubu La Vecchia Signora pun putus asa.

Jawaban satu-satunya yang keluar dari mulut para petinggi Los Blancos adalah bahwa tim asuhan pelatih Claudio Ranieri harus bersabar jika masih menginginkan Sneijder. Mereka baru mau membahas segalanya tepat setelah pemilihan presiden baru Madrid digelar pada Juni mendatang.

Baca Selengkapnya......

Ranieri: Wasit Kejam kepada Juventus


Pelatih Juventus Claudio Ranieri menilai sikap wasit terlalu kejam kepada timnya saat duel lawan Lazio pada leg pertama babak semifinal Coppa Italia, Rabu (4/3) dini hari WIB.


Juventus, yang tengah menghadapi tudingan dari Inter Milan karena sering mendapat anugerah dari kesalahan wasit, menyerah 1-2 di kandang Lazio. Banjir kartu kuning mengalir dan lima pemain "I Bianconeri" mendapatkan kartu tersebut. Juve juga dikecewakan oleh keputusan wasit yang menganulir gol Vincenzo Iaquinta karena wasit menilai striker tersebut berdiri offside.

Ranieri menilai keputusan wasit itu bisa berlebihan. Namun, ia memahami tugas berat wasit tersebut, apalagi masalah kesalahan wasit sedang menjadi isu panas di media massa. Salah satu masalah yang hangat dipergunjingkan adalah penalti kontroversial kepada Mario Balotelli pada laga Inter Milan versus AS Roma.

"Saya tidak terkejut (dengan sikap wasit itu). Namun, saya kira, keputusan itu terlalu berlebihan. Tidak apa-apa, yang penting kami maju terus," jelas Ranieri seraya menambahkan bahwa wasit terlalu banyak memberikan kartu kuning kepada pemainnya.

Selain itu, Ranieri juga mengaku mempermasalahkan jadwal Coppa Italia. Menurutnya, jeda 50 hari antara leg pertama dan kedua terlalu jauh. "Saya kira tidak tepat jika leg pertama digelar saat ini karena itu membuat kami harus menunggu 50 hari untuk leg kedua. Jarak itu terlalu lama. Kami menghadapi jadwal berat sekarang. Namun, kami akan mencoba melaluinya," tandasnya.

Walau kalah, dengan satu gol tandang, peluang Juve lolos ke final masih terbuka. Tentu saja, Juve harus mampu mengatasi Lazio pada pertemuan kedua di Turin pada 22 April mendatang.

Baca Selengkapnya......

Ranieri: Inter Memang Suka Mengelak


Pelatih Juventus Claudio Ranieri kesal dengan Jose Mourinho dan sikap Inter yang membela pelatihnya itu. Menurut Ranieri, memang Inter suka membela pelatihnya meskipun salah.

Permusuhan Ranieri-Mourinho memanas setelah Mourinho menuduh media Italia bersekongkol dengan sejumlah klub untuk memunculkan kesan Inter dibantu wasit. Menurut Mourinho, pemberitaan itu menyesatkan publik. Mourinho bahkan menyebut Juventus sebagai pihak yang lebih sering diuntungkan oleh kesalahan wasit.

Terhadap tuduhan itu, Juventus sudah mengirimkan surat resmi yang meminta Inter meminta Mourinho menarik ucapan dan minta maaf. Namun, respons dari Inter jauh dari harapan. Inter malah mendukung Mourinho dengan mengatakan, "Mourinho hanya mencoba bersikap jujur."

"Ya, seperti itulah gaya Inter di hadapan media (saat menanggapi kritik)," kata Ranieri menanggapi Inter dan Mourinho.

Persoalan antara Ranieri dan Mourinho itu ternyata berujung pada permasalahan pribadi. Media di Italia mengendus masalah tersebut saat mendengar bahwa Mourinho tak mau mengangkat panggilan telepon Ranieri. Ranieri pun membenarkan kejadian tersebut meski ia menolak tujuannya menelepon "The Special One" itu.

"Saya tidak terganggu oleh masalah itu. Itu persoalan pribadi. Jika saya bertemu dia lagi, dan saya ingat apa yang akan saya katakan, saya akan bilang kepadanya," aku Ranieri.

Baca Selengkapnya......

'Inter Posisi 4 Kalau Bukan karena Wasit'


Roma - Sebuah penelitian di Italia dijamin menambah panas Seri A. Studi itu menyebut Inter Milan sang pemuncak klasemen hanya akan duduk di posisi 4 jika bukan karena kesalahan dalam perwasitan.


Tensi Seri A kini tengah meninggi. Muaranya adalah laga Inter kontra AS Roma akhir pekan lalu, di mana kubu 'Giallorossi' mencela skor 3-3 yang jadi hasil akhir adalah merupakan "hadiah" dari wasit.

Merasa 'Nerazzuri' kian dipojokkan, allenatore Jose Mourinho membalas dengan menyebut Inter cuma satu kali menang karena kesalahan wasit. Dia bahkan mencibir Juventus yang dia nilai lebih banyak dapat keuntungan dari korps baju hitam.

Berseberangan dengan argumentasi Mourinho, penelitian dari hasil survei 'Observasi Kesalahan Arbitrasi' yang bekerjasama dengan Adisoncum, menyebut sudah ada 163 kesalahan perwasitan di musim 2008-09, yang mana akan bikin 171 poin diatur ulang.

Dari penelitian tersebut, kekeliruan perwasitan terindikasi sudah membantu Inter menempati posisi puncak yang saat ini mereka jejak. Jika tak ada kesalahan wasit, maka tempat pertama seharusnya diisi oleh AC Milan dengan poin 53.

Tempat kedua, masih menurut penelitian itu, akan diisi oleh Fiorentina dengan 51 angka. Sedangkan Juve turun satu tempat ke posisi tiga.

Lalu bagaimana dengan Inter? Penelitian itu menempatkan 'La Beneamata' di posisi empat.

Hasil penelitian yang dikutip Goal ini sendiri tidak memaparkan mekanisme studi yang dipakai untuk menghasilkan penjabaran tersebut. Biar demikian, hasil ini niscaya kian memanaskan suasana.

Baca Selengkapnya......

Cobolli: Inter Paling Sering Dibantu Wasit


Komentar kontroversial Jose Mourinho pun menuai sambutan dari rival-rivalnya, di antaranya dari kubu Juventus.

Seperti diketahui, The Special One mengeluarkan komentar menyerang tim lain.

Di antara banyak tim yag menjadi sasaran, Juventus termasuk salah satunya. Disebut Mourinho, Il Bianconeri "telah mendapatkan banyak angka akibat kesalahan wasit."

Seperti diprediksi banyak orang, komentar itupun menuai sambutan. Juventus, lewat presiden mereka Giovanni Cobolli Gigli, malah berpendapat sebaliknya, yaitu Inter yang kerap mendapat bantuan.

"Ada kalanya kesalahan wasit terkadang menguntungkan, dan kadang kala malah sebalinya. Tapi saya tidak menilai mereka [wasit] melakukannya dengan sengaja," ujar Cobolli.

Dia juga mempertanyakan komentar Mourinho, Inter tidak diuntungkan dengan sanksi penalti untuk mereka.

"Inter adalah tim yang bukan termasuk banyak mendapat hukuman, benarkah demikian? Statistik menyebutkan Inter belum pernah dijatuhi sanksi penalti dalam setahun," ketusnya.

Meski demikian, Cobolli tak ingin terlalu merespon komentar Mourinho dan menjadikannya senjata untuk menyerang balik pelatih Inter itu.

"Saya hanya tak mengerti perkataan Mourinho. Semua orang memiliki hak untuk berbicara yang mereka inginkan, seperti halnya saya tak ingin mengomentari pernyataan pelatih Inter itu," tutup Cobolli.

Baca Selengkapnya......