TRANSLATE

18 November 2008

Masih percaya Tiago


Hampir dapat dipastikan nama Tiago Cardozo Mendez tetap tercantum dalam skuad Juventus sampai akhir musim nanti. Padahal, sejak musim panas lalu, nama Tiago, gelandang asal Portugal berusia 27 tahun ini kerap disebut-sebut bakal ditendang dari skuad Claudio Ranieri. Pasalnya, performa Tiago di musim 2007-08 terbilang sangat buruk. Tiago pun sempat dicap sebagai pemain transfer terburuk (Baca: Tiago, Transfer Terburuk Serie A).

Masih panjangnya ‘nafas’ Tiago bersama Bianconeri dipicu dari performanya yang gemilang dalam beberapa pertandingan terakhir, terutama saat ia bahu membahu bersama Mohamed Sissoko di laga away Liga Champions menghadapi tuan rumah Real Madrid, Rabu (5/11) lalu.

Ciamiknya aksi Tiago membuat kepercayaan Ranieri tumbuh kembali. Pun begitu dengan Direktur Sport Klub, Alessio Seccho dan fans klub. Karena itu, muncul isu jika keberadaan Tiago di Turin bakal dipertahankan sampai akhir musim ini (Baca: Tiago Tetap Tinggal di Turin?).

Seperti yang dilansir harian Tuttosport, isu di atas menjadi kenyataan. Dalam pertemuannya di Selasa (18/11) pagi ini, Ranieri dan Secco setuju untuk menghapus nama Tiago dari daftar pemain Juve yang bakal dilego di bursa transfer musim dingin Januari nanti.

Hal itu dibuktikan dengan sikap tegas Secco yang menolak pendekatan yang dilakukan AS Monaco yang ingin memakai jasa Tiago. Seperti diketahui, sebelum mendarat di Turin, Tiago adalah figur sentral di balik keberhasilan Olympiquie Lyonnais menjuarai kompetisi Ligue 1 musim 2005-06 dan 2006-07.

Menurut Tuttosport, karir Tiago bersama Bianconeri bakal diputuskan para petinggi klub seusai kompetisi musim ini berakhir. Besar kecilnya peluang mantan gelandang Chelsea itu bertahan di Turin sangat tergantung dari keberhasilan Juventus memboyong bintang Brasil yang bermain bersama Werder Bremen, Diego.

Baca Selengkapnya......

POJOK JUVE : Buffon akui nyaris ke Milan

Saat Juventus terdegradasi akibat calciopoli pada tahun 2006 silam, klub peraih scudetto terbanyak itu ditinggalkan banyak bintangnya. Meski demikian, masih terdapat segelintir pemain loyal yang rela memperkuat Juventus berlaga di kasta kedua. Salah satu dari bintang loyal tersebut adalah portiere mereka, Gianluigi Buffon.

Melihat kualitas yang dimiliki Buffon tidak heran kalau ia sempat digoda banyak klub untuk bergabung. Salah satu klub yang sempat sangat berminat dengan eks pemain Parma tersebut adalah rival Juventus, AC Milan.

“Saya sangat terikat dengan Juventus dan saat itu saya memutuskan untuk bertahan setelah didegradasi sebab diriku merasa merupakan bagian dari proyek. Direktur yang baru berbicara pada kami, para pemain, khususnya pada para pemain senior. Kini saya tidak akan bermain untuk klub Italia lain kecuali Genoa, sebab saya memang merupakan fans mereka,” ujar Buffon seperti dilansir Channel 4.

Ia menambahkan: “Namun saya dapat mengonfirmasi bahwa diriku pernah bergitu dekat dengan Milan tetapi kemudian saya memutuskan untuk tidak akan pergi. Saya tidak merasa cocok dengan kata hatiku dan saya membutuhkan ketenangan untuk meraih hasil terbaik.”

Andaipun ia hengkang dari Bianconeri dengan alasan uang, Buffon menjanjikan kalau hal itu akan dilakukannya demi kebaikan Juventus. “Bagaimanapun jika ada tim yang menawarkan 40 juta pounds untuk (membeli)ku, saya akan menjadi orang pertama yang menyarankan mereka menjualku. Saya mencintai Juve, dan dengan uang sebesar itu, mereka dapat memperkuat skuad,” tegas Buffon.

Buffon kemudian menyatakan keyakinannya kalau prestasi yang paling mungkin dikejar musim ini adalah Liga Champions, bukan scudetto. Ia bertutur: “kupikir kesempatan terbaik kami adalah Liga Champions. Kami memiliki campuran dari solidaritas dan pengalaman serta kualitas untuk membuat perbedaan. Kami memperlihatkannya di pertandingan kontra Real Madrid di (Santiago) Bernabeu.”

“Sementara untuk scudetto, Inter dan Milan lebih memiliki kualitas, dan Rossonerri juga tidak berlaga di Liga Champions, (kompetisi) yang dapat mengambil poin di saat musim semi,” tambahnya.

Baca Selengkapnya......

Trez pasang target comeback

Tak sabar ingin bisa segera tampil, David Trezeguet memasang target comeback saat laga Liga Champios Juventus di bulan Februari. Seperti diketahui, Trez terpaksa absen membela Juventus untuk sementara waktu karena bekapan cedera parah pada tendon lututnya.

Pemain asal Prancis itu sudah menjalani operasi penyembuhan dan saat ini sedang menjalani masa rehabilitasi. Belum diketahui secara pasti kapan Trez bisa kembali bermain.

Bila tim medis tidak berani memprediksi kapan dirinya bisa sembuh total, tidak demikian dengan Trez. Ia bahkan yakin bisa merumput lagi di bulan Februari dan laga Liga Champions menjadi event pertamanya di musim ini.

"Saya berharap bisa berada dalam kondisi terbaik saya pada Februari dan ambisi saya musim ini adalah memenangi Liga Champions. Dengan mengalahkan Real Madrid di Bernabeu, Juve sudah membuktikan mereka berada sejajar dengan tim terbaik di Eropa. Semua itu adalah harapan saya," tandasnya kepada Gazzetta dello Sport.

Namun sebelum mencapai level tersebut, Trez masih harus melakoni tahap demi tahap penyembuhan dan pemulihan. Trez juga sedikit curhat dengan beberapa momen di mana hidupnya cukup sengsara saat menjalani tahap-tahap pemulihan itu.

"Yang terberat adalah masa setelah operasi, ketika saya tak bisa bergerak selama 15 hari dan lutut saya sangat bengkak. Rasanya seperti di neraka," curhatnya.

Cepat sembuh, Trez!

Baca Selengkapnya......

Juve berpeluang juara Liga Champions

Meski menunjukkan penampilan impresif di Serie A Italia, Gianluigi Buffon percaya Juventus memiliki peluang yang lebih besar menjadi juara di Liga Champions. Performa Juve belakangan ini cukup memesona, bahkan bisa dibilang fantastis. Padahal di awal musim penampilan Alessandro Del Piero dkk tak cukup meyakinkan.

Bukti nyata yang menjadikan Juve sebagai kandidat kuat perah scudetto musim ini adalah posisi tiga di klasemen sementara Serie A. Perolehan poin mereka juga tak banyak tertinggal dari Inter, pimpinan sementara klasemen, yaitu hanya terpaut tiga poin.

Namun bagi Buffon, Juve memiliki peluang yang lebih besar menjadi juara di ajang Liga Champions ketimbang memenangi scudetto Serie A.

"Saya rasa memang demikian," analisisnya seperti dikutip Football Italia.

"Kami memiliki percampuran antara solidaritas dan pengalaman dengan kualitas yang kami butuhkan untuk bisa membuat perbedaan. Kami menunjukkan hal itu saat pertandingan melawan Real Madrid di Bernabeu," sambung kiper utama Juve itu.

"Sementara untuk scudetto, Inter dan Milan lebih memiliki kualitas, dan Rossoneri juga tidak memiliki laga di Liga Champions, yang mana bisa menjadi keuntungan tersendiri," tandasnya lagi.

Baca Selengkapnya......

NEWS : Buffon tunjuk suksesornya

Gianluigi Buffon menunjuk Federico Marchetti sebagai pemain yang pantas menjadi penggantinya di bawah mistar timnas Italia. Pascacederanya Buffon, timnas Italia sempat diklaim beberapa pihak mengalami krisis penjaga gawang.

Pendapat tersebut bisa dibenarkan. Setelah era Gianluca Pagliuca, Angelo Peruzzi dan Buffon, belum lagi muncul talenta-talenta berbakat.

Pendapat tersebut tidak diamini Buffon. Portiere Juventus itu menilai Italia memiliki banyak penjaga gawang yang cekatan.

"Salah bila menyebut kami tidak memiliki penjaga gawang muda yang cukup bagus. Orang-orang hanya butuh sedikit percaya kepada mereka," tandasnya seperti dikutip Football Italia.

Bahkan menurut Buffon, ada salah satu kiper yang pantas untuk menempati posnya di bawah mistar gawang Azzurri.

"Marco Amelia, Gianluca Curci dan Antonio Mirante semuanya bagus, tapi favorit saya adalah Federico Marchetti dari Cagliari. Ia memiliki masa depan yang cerah," ujar Buffon.

Baca Selengkapnya......

10 laga terbaik Timnas Indonesia


1. Piala Dunia 1938: Meski pada piala dunia di Prancis ini bukan diwakili timnas sepakbola Indonesia, karena masih di bawah jajahan Hindia Belanda. Tapi Indonesia tetap bangga karena para pemain NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie), tim yang berangkat dengan bendera Hindia Belanda kebanyakan adalah orang pribumi. Semakin menggembirakan karena penampilan NIVU mencatat sejarah sebagai tim sepakbola Asia pertama yang tampil di piala dunia.

2. Olimpiade 1956: Di ajang yang diselenggarakan di Melbourne Australia, timnas sepakbola Indonesia memang gagal meraih tropi juara. Tapi tim besutan pelatih Toni Pogacknik (Yugoslavia) berhasil membuat sensasi dengan menahan imbang tanpa gol raksasa sepakbola dunia saat itu, Uni Soviet.

3. Asian Games 1958: Masih dilatih Toni Pogacknik, pada ajang yang digelar di Tokyo ini timnas berhasil meraih medali perunggu. Cukup berkesan dan sulit terlupakan karena merupakan medali pertama timnas sepakbola Indonesia di ajang resmi turnamen Internasional.

4. SEA Games 1987: Bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, timnas sepakbola Indonesia untuk pertama kalinya sukses menjadi juara SEA Games. Adalah Ribut Waidi yang berhasil menyarangkan satu gol ke gawang Malaysia di partai final yang berlangsung seru dan menegangkan.

5. SEA Games 1991: Untuk kedua kalinya timnas sepakbola Indonesia berhasil meraih medali emas pada ajang bergengsi antar negara Asia Tenggara yang berlangsung di Manila, Filipina. Di babak pamungkas, Indonesia mengalahkan Thailand 4-3 melalui drama adu penalti.

6. Piala Asia 1996: Untuk pertama kalinya dalam sejarah, timnas sepakbola Indonesia berhasil lolos ke piala Asia. Di laga perdana yang berlangsung di Uni Emirat Arab, tim "Merah Putih" membuat kejutan dengan menahan imbang 2-2 Kuwait, pemegang juara piala Teluk. Tidak hanya itu, striker Widodo Cahyono Putra sukses menciptakan gol cantik yang dinobatkan sebagai gol terbaik Asia 1996.

7. Piala Asia 2004: Ajang yang berlangsung di China ini merupakan kali ketiga timnas sepakbola Indonesia tampil di even bergengsi antar negara se-Asia tersebut. Di mana di ajang inilah "Pasukan Garuda" berhasil menorehkan sejarah baru, setelah mencatat kemenangan pertamanya di piala Asia dengan mengalahkan Qatar 2-1. Tim besutan pelatih Ivan Kolev (Bulgaria) sebenarnya berpeluang kembali mencatat sejarah lolos ke babak perempat-final. Sayang pada partai terakhir, Indonesia kalah 3-1 dari Bahrain.

8. Piala Tiger 2004: Meski gagal meraih juara setelah dikandaskan Singapura di babak final, timnas sepakbola Indonesia sukses melalui babak penyisihan dengan fantastis tanpa kebobolan satu gol pun di ajang ini. Yang paling mengesankan tentunya saat mengalahkan Malaysia di babak semi-final yang berlangsung seru dan dramatis. Indonesia sempat kalah 2-1 pada leg pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, namun Boas Salossa dan kawan-kawan "mengamuk" di kandang Malaysia dan menang 4-1 di hadapan puluhan ribu pendukungnya.

9. Piala Asia 2007: Timnas sepakbola Indonesia meraih kemenangan keduanya di ajang piala Asia ketika mengalahkan Bahrain 2-1, tim yang pernah menyingkirkan Indonesia di even yang sama beberapa tahun lalu. Di ajang ini pula, striker Elie Aiboy mencetak gol indah ke gawang Arab Saudi yang membuat publik sepakbola nasional tersentak dan membanjiri stadion utama. Sayang tim yang kala itu di nahkodai pelatih asal Bulgaria Ivan Kolev, gagal lolos ke babak kedua, setelah dikalahkan tim kuat Korea Selatan 1-0 di laga terakhir penyisihan grup.

10. Piala Kemerdekaan 2008: Meski tampil sebagai juara setelah Libya, yang sedang unggul sementara 1-0, menolak melanjutkan permainan di final. Tapi hasil yang diperoleh timnas sepakbola Indonesia di ajang tersebut menjadi penawar duka. Maklum saja, karena Indonesia sudah cukup lama tidak mampu meraih tropi juara turnamen internasional. Indonesia terakhir tampil sebagai juara di ajang ini pada 1961 dan 1962. Terlebih karena kemenangan itu diraih di tengah kondisi sepakbola nasional sedang terpuruk, akibat krisis kepemimpinan yang melanda PSSI.

Baca Selengkapnya......

Gio : Juve pasti kalahkan Inter


Sebastian Giovinco percaya kalau timnya akan mengalahkan Inter Milan Sabtu nanti. Pemain muda Sebastian Giovinco yang dianggap akan menjadi masa depan Juventus ikut memanaskan suasana jelang laga melawan Inter Milan, Sabtu (22/11) nanti.

Si Semut Atom itu mengatakan kepada Tuttosport kalau ia yakin Bianconeri akan keluar sebagai pemenang.

"Percayalah kepada saya, Juventus akan menang. Saya selalu berkata yang sebenarnya."

"Tetapi akan sulit mengetahui siapa pencetak golnya. Saya akan menulis tebakan saya di kertas dan akan melihatnya setelah pertandingan berakhir."

Giovinco juga mengkritik gaya permainan sepakbola di Italia yang tidak melahirkan banyak gol seperti di Inggris atau Spanyol.

"Sepakbola di Italia berbeda dan para tim takut bila mereka kebobolan terlebih dahulu."

"Saya suka melihat pertandingan yang menghasilkan banyak gol, tetapi hal itu susah terjadi di Serie A. Tak seperti di Liga Primer Inggris atau La Liga di mana pertandingan besar selalu menarik."

"Hal itu bukan promosi yang bagus bagi sepakbola Italia," kata Giovinco.

Komentar pemain muda itu sepertinya mendukung pendapat Jose Mourinho yang menganggap pertandingan di Serie A kurang menarik.

Baca Selengkapnya......

Inter=Ibrasentris

Mauro Camoranesi berpendapat Inter terlalu mengandalkan seorang Zlatan Ibrahimovic dalam bermain, yang bisa membuat Juventus memiliki keuntungan memenangi pertandingan dalam derby d'Italia akhir pekan nanti.
Seperti diketahui, derby d'Italia akan terhelat akhir pekan nanti dengan Inter menjadi tuan rumah.

Duel kedua tim diyakini akan berlangsung panas, merujuk pada perburuan kedua tim untuk meraih posisi yang lebih baik di klasemen. Untuk sementara, Inter masih unggul tiga poin dari Juventus.

Namun Mauro Camoranesi yakin Juve memiliki keuntungan lebih saat melawat ke Giuseppe Meazza nanti. Keuntungan yang dimaksud adalah Inter yang dianggap Camo terlalu Ibrasentris.

"Zlatan memang pemain yang hebat dan striker yang berbahaya," ujar Camoranesi kepada tuttosport.

"Tapi dalam suatu tim ada beberapa pemain yang hanya melengkapi tim, sementara lainnya bisa membuat perbedaan. Sekarang ini saya menilai apa yang sudah didapat Inter sepenuhnya datang dari Ibra," analisanya.

Bisa diindikasikan untuk menutup peluang Inter mendulang tiga poin, Juve tinggal harus menutup pergerakan Ibra.

Jikapun ini berhasil, Camoranesi juga belum yakin Juve memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk bisa meraih scudetto musim ini, demikian pula ketika Inter memenangi derby d'Italia nanti.

"Saya sendiri tak bisa memprediksi apa hasilnya pada Juni nanti, tapi saya tahu kami akan berjuang hingga akhir," tegas salah satu pemain veteran Juve itu.

Baca Selengkapnya......

Chiellini tak sabar lawan Inter

Baca Selengkapnya......