TRANSLATE

31 Januari 2010

Pembenahan Mental Jadi Fokus Zaccheroni

Turin - Untuk membenahi Juventus yang tengah terpuruk, Alberto Zaccheroni perlu melakukan banyak hal. Dan pertama-tama dia akan mengangkat mental tim yang sudah jatuh.



Zaccheroni ditunjuk sebagai pelatih Juve pada hari Jumat lalu, setelah Ciro Ferrara yang dianggap gagal dan dipecat. Dia mendapat mandat untuk melatih Alessandro del Piero cs hingga akhir musim.

Namun tugas tak mudah membentang di hadapan Zacheroni. Dia harus mengembalikan Juve ke jalur kemenangan setelah di lima laga terakhir kalah empat kali.

Dalam pernyataannya setelah diangkat menjadi allenatore Bianconeri, Zaccheroni mengaku akan melakukan sejumlah perombakan pada tubuh tim. Dan belakangan dia menyebut mentalitas sebagai prioritas utamanya.

"Saya perlu untuk mengerti apa yang pemain-pemain butuhkan terkait dengan konsistensi secara psikologis. Menjaga mentalitas sepanjang waktu itu merupakan hal yang krusial," ujarnya di Football Italia.

"Saya akan bekerja untuk membawa mental juara yang baru, sesuatu yang kita sempat lihat di awal musim. Performa seluruh pemain di musim ini di bawah rata-rata."
detiksport

Baca Selengkapnya......

Zaccheroni Sang Master Taktik 3-4-3


Juventus akhirnya memilih Alberto Zaccheroni sebagai pelatihnya untuk menggantikan Ciro Ferrara yang dipecat. Dikenal sebagai master taktik 3-4-3, bagaimana wajah Juve nanti?

Zaccheroni dikontrak Juventus selama empat bulan ke depan, alias sampai akhir musim ini. Zac dipilih setelah Juve memberhentikan Ferrara yang gagal mengangkat prestasi 'Si Nyonya Tua'.

Juve memilih Zaccheroni sebenarnya lebih sebagai alternatif, atau bahkan karena kepepet. Pasalnya, Guus Hiddink dan Rafa Benitez yang didekati sebelumnya menolak tawaran itu.

Tapi Zaccheroni bukan pelatih sembarangan. Satu gelar scudetto kala menangani AC Milan jadi bukti tangan dinginnya. Selain itu, ia juga pernah mengantar Udinese finis di posisi tiga Seri A musim 1997-98.

Pencapaiannya bersama Udinese itulah yang menarik hati Milan kala itu. Selain dua klub tersebut, allenatore berusia 56 tahun itu juga pernah membesut Lazio dan Inter Milan.

Zaccheroni terkenal dengan taktik 3-4-3-nya. Karenanya, saat ia ditunjuk Juve menggantikan Ferrara, segera saja pertanyaan tentang seperti apa nantinya wajah Juve mengemuka karena selama ini Juve akrab dengan taktik 4-4-2 dan variasinya.

Melihat materi Juve saat ini, nyaris pasti akan terjadi penyesuaian drastis di sana-sini. Akan ada pemain yang posisinya diubah atau malah Zaccheroni yang dipaksa untuk merevisi taktiknya.

Berikut ini adalah data dan fakta Alberto Zaccheroni

-Lahir pada 1 April 1953 di Meldola, Emilia-Romagna, Italia.

-Tidak banyak yang bisa diketahui dari karir Zaccheroni sebagai pemain, karena cedera memaksanya pensiun dini. Ia memulai karir kepelatihan di usia 30 tahun, dengan menangani Cesenatico.

-Mengarsiteki sejumlah tim kecil dan menengah, di antaranya Venezia (1990-1993) dan Bologna (1993-1994).

-Nama Zaccheroni naik daun ketika ia membesut Udinese. Mulai menangani Zebrette sejak 1995, puncak karirnya di sana adalah membawa Udinese finis posisi tiga di musim 1997-98 dan Udinese lolos ke Piala UEFA.

-Keberhasilan Zac membesut tim semenjana seperti Udinese menarik hati AC Milan yang lantas mengontraknya tahun 1998. Di musim pertamanya menangani Rossoneri, Zac menghadiahkan scudetto.

-Scudetto jadi sukses tunggal Zac di Milan, yang kemudian memecatnya di tahun 2001 untuk kemudian digantikan Cesare Maldini.

-Tak lama menganggur, Zac digaet Lazio. Bertahan hingga 2002, beberapa hal yang diingat dari kiprah Zac di sana adalah ketika ia menempatkan Stefano Fiore dan Gaizka Mendieta di luar posisi aslinya.

-Dipercaya menangani Inter Milan tahun 2003. Juga kurang sukses, Zaccheroni diberhentikan tahun 2004. Dua tahun kemudian, ia menjadi pelatih Torino. Dipecat sebelum semusim.

-29 Januari 2010, menjadi pelatih Juventus setelah La Vecchia Signora memecat Ciro Ferrara.
detiksport

Baca Selengkapnya......

Boban Pertanyakan Keputusan Pengangkatan Zaccheroni


Keputusan Juventus menunjuk Alberto Zaccheroni sebagai pelatih pengganti Ciro Ferrara dikecam Zvonimir Boban. Mantan pemain AC Milan itu menilai Juventus telah membuat keputusan yang sama sekali tidak tepat untuk semua pihak.

Menurut Boban, Juventus salah menunjuk Zac hanya untuk menangani tim selama setengah musim. Ia juga menilai Zac juga salah menerima tawaran Juventus, karena menurutnya Zac tidak menghormati masa lalunya sebagai pelatih hebat, yang sempat membawa AC Milan meraih scudetto.

"Juventus telah menunjukkan minimnya pengetahuan menangani masalah mereka dengan menunjuk Zac sebagai pelatih caretaker," kata Boban kepada Sky Sports, Sabtu (30/1).

"Alberto memenangai scudetto dan minim sekali penghormatan dari kedua pihak. Contohnya, Juventus tidak menghormati Ferrara dan Zaccheroni juga tidak menghormati masa lalunya. Saya rasa akan sulit bagi seseorang sepertinya untuk mengambil alih tim di tengah musim kompetisi."

"Juventus menginginkan Benitez, tapi malah mendatangkan Zac, seseorang yang selalu bermain dengan tiga pemain belakang. Saya sama sekali tak mengerti. Jika Juventus menginginkan Benitez, saya tak bisa mengerti bagaimana Zac akan melihat tim untuknya. Ia adalah orang yang butuh waktu dan saya tidak melihatnya sebagai cartaker. Lebih baik mempertahankan Ferrara saja," tandasnya.
goal.com

Baca Selengkapnya......

Bettega: Ini Bukanlah Juventus Yang Sesungguhnya


Setelah menyepakati pelatih Alberto Zaccheroni, wakil direktur umum Juventus Roberto Bettega menyatakan Bianconeri harusnya bisa lebih baik lagi dari yang sudah diperlihatkan selama ini. Ia yakin pelatih anyar ini akan bisa membantu skuad Si Nyonya Tua ini tak lagi melempem dari persaingan yang ketat di kompetisi domestik.


"Bersama Zaccheroni ini kami setuju kalau ini bukanlah Juventus yang sesungguhnya. Tapi kami yakin akan bisa berbuat lebih baik lagi karena potensi yang kami miliki ini jauh lebih besar dari apa yang ada sekarang," kata Bettega.

Saat ditanya perihal mantan pelatih Ciro Ferrara, mantan striker Italia ini menyatakan tak ada maksud apapun niat untuk melukai hati Ferrara. Namun dia menegaskan segalanya harus bisa segera ditingkatkan lagi.

"Bersama dengan dengan presiden [Jean-Claude] Blanc, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ferrara dan stafnya. Tapi saya juga harus menyampaikan tujuan kami adalah bagaimana membawa tim ini dan para pemain bisa bermain pada level yang sepantasnya."
goal.com

Baca Selengkapnya......