TRANSLATE

17 Oktober 2008

POJOK JUVE : Mengapa Juventus anjlok?


KETIKA kembali ke Serie-A pada musim lalu, Juventus langsung membuat gebrakan. Meskipun tak menorehkan hasil sensasional dengan meraih Scudetto, tetapi "si Nyonya Tua" sanggup membelalakkan mata klub-klub lainnya dengan finis di posisi tiga sehingga berhak tampil di Liga Champions pada musim ini.

Tak heran jika prestasi tersebut membuat banyak kalangan menilai bahwa Bianconeri menjadi salah satu tim favorit untuk menjadi juara Serie-A, bahkan di pentas Eropa. Penjaga gawang Gianluigi Buffon sendiri mengakui hal tersebut di mana dia mengatakan bahwa mereka siap menggondol dua trofi pada musim 2008/09.

Tapi seiring perjalanan waktu, optimisme itu kini berubah menjadi sebuah keraguan. Bagaimana tidak, Juventus gagal menuai kemenangan dalam beberapa laga terakhir, termasuk ketika tandang ke markas BATE untuk melakoni matchday 2 Liga Champions pada Rabu (1/10).

Setelah bermain imbang 2-2 melawan tim debutan di kompetisi paling bergengsi di Eropa tersebut, performa Juventus malah semakin buruk. Akhir pekan lalu ketika menjamu Palermo, Alessandro Del Piero dan kawan-kawan kalah 1-2.

Tak ayal, tim zebra itu kini terpuruk ke posisi 11 karena baru mengumpulkan sembilan poin dari enam pertandingan yang sudah dilakoni. Mereka terpaut empat angka dari Lazio yang memimpin klasemen sementara.

Posisi pelatih Claudio Ranieri pun terancam. Mantan manajer Chelsea itu dinilai gagal membangkitkan motivasi pasukannya sehingga dia bisa saja dipecat--apalagi sudah muncul rumor bahwa pelatih AS Roma, Luciano Spalletti akan menggantikannya.

Padahal di sisi lain, materi pemain Juventus tak terlalu mumpuni karena mereka lebih banyak mengandalkan pemain-pemain veteran seperti Pavel Nedve, Del Piero, Mauro Camoranessi, dan beberapa pilar lainnya. Ini yang membuat direktur olahraga Juventus, Alessio Secco, berencana menggaet Luka Modric pada bulan Januari nanti.

Well, di satu sisi pelatih dianggap harus bertanggung jawab dengan kegagalan tim, namun di sisi lain materi pemain juga menjadi sebuah persoalan. Nah, apakah Ranieri harus dipecat ataukah dipertahankan sambil mencari pemain baru? Kondisi ini mungkin layak untuk diperdebatkan, atau mungkin ada yang punya pandangan lain.

Tidak ada komentar: