TRANSLATE

15 Januari 2009

Moggi: Calciopoli Sekarang Lebih Parah


Mantan Direktur Umum Juventus, Luciano Moggi, menuduh bahwa skandal pengaturan pertandingan (calciopoli) masih terjadi di Liga Serie-A. Para wasit masih cenderung membantu klub besar, tapi tak pernah diselidiki. Menurutnya, calciopoli saat ini lebih parah dari sebelumnya.

Moggi merupakan tokoh sentral skandal pengaturan pertandingan yang dibongkar pada 2006. Akibat calciopoli, Juventus terdegradasi ke Liga Serie-B. Moggi juga sedang menjadi salah satu tersangka dalam skandal transfer yang melibatkan agen GEA yang dikelola anaknya, Alessandro Moggi. Dia terancam hukuman 18 bulan.

Moggi memang sering mengeluarkan pernyataan kontroversial akhir-akhir ini. Dalam wawancara dnegan televisi RAI dia mengatakan, "Sejak 2006, ketika semua skandal disidang, ternyata malah lebih banyak kesalahan wasit yang terjadi dari pada era 2000 sampai 2006," tuduhnya.

"Jika sebelumnya sudah ada alur cerita yang dirancang, maka saat ini pasti ada alur cerita baru," tambahnya.

"Banyak wasit yang merasa terintimidasi oleh klub-klub besar. Saya tak membantah, ini terjadi juga pada Juventus. Tapi, itu tak terlihat nyata dibanding Inter Milan yang mendapat bantuan kentara, saat mereka mencetak gol ke gawang Siena. Padahal, jelas ada lima orang yang berada di posisi offside," tuduh Moggi lagi.

Yang dia maksud pertandingan Inter lawan Siena sebelum Natal. Saat itu, kedudukan imbang 1-1. Tapi, Douglas Maicon kemudian mencetak gol kemenangan.

"Semua cerita tentang calciopoli adalah lelucon. Sekarang, saya menyesal mengundurkan diri. Juventus tetap berhak atas dua gelar Liga Serie-A yang dicopot dan diberikan kepada Inter Milan. Harusnya, gelar itu diberikan kembali kepada Juventus," tegas Moggi.

Dia kembali melancarkan tuduhan, "Apa yang terjadi dengan AC Milan dan Inter Milan (berkenaan dengan wasit) lebih parah dari apa yang terjadi sebelumnya. Musim lalu, Roma gagal juara karena 'sengaja' tak dibolehkan juara," ujarnya. (CH4)

Tidak ada komentar: