TRANSLATE

21 Oktober 2008

POJOK JUVE : Menunggu Nasib Ranieri & Spalletti


Claudio Ranieri dan Luciano Spalletti menjadi pelatih paling disorot di Italia saat ini. Penyebabnya apalagi jika bukan prestasi yang buruk. Bagaimana akhir nasib mereka?

Krisis hasil yang dialami Juventus berawal ketika mereka ditahan Catania 1-1 di kandang sendiri, akhir September lalu. Hasil imbang kembali dipetik skuad Ranieri melawan Sampdoria.

Situasi memburuk di dua laga terakhir. Di Olimpico Turin, 'Si Nyonya Tua' tunduk 1-2 di tangan Palermo. Kekalahan dengan skor identik kembali diderita Juve akhir pekan ini, kali ini dari Napoli.

Meski kini Juve terpuruk di peringkat 12, toh Ranieri menolak klub asuhannya berada dalam krisis. Cedera sejumlah pemain pilar seperti Gianluigi Buffon, Mauro Camoranesi dan David Trezeguet menjadi alibi sempurna Ranieri.

Desakan mundur beberapa kali dilontarkan, tapi Ranieri bertahan. Apalagi, beberapa kali petinggi klub sudah mengapungkan mosi percaya untuk arsitek kelahiran 57 tahun lalu tersebut.

Setali tiga uang dengan Ranieri, Spalletti pun tak sanggup memandu Roma memetik hasil-hasil baik. Empat kekalahan, berbanding dua menang dan satu seri, sudah mendera Giallorossi. Dua di antaranya terjadi di dua laga terakhir, melawan Siena dan Inter.

Kekalahan melawan Inter bisa dibilang adalah hasil paling memalukan bagi pasukan Spalletti. Roma dihajar empat gol tanpa balas oleh juara Liga Italia di tiga tahun belakangan itu.

Bila Ranieri punya alibi, Spalletti pun punya. Di beberapa pertandingan, dua bintang paling diharapkan, Francesco Totti dan Julio Baptista, harus menyingkir karena cedera. Hukuman skorsing kepada sejumlah pemain turut memperparah situasi.

Faktor adaptasi juga tampaknya menjadi masalah bagi Roma. Baptista dan John Arne Riise memang sudah sering terpilih sebagai pemain inti, namun keduanya masih belum menemukan permainan terbaik seperti yang pernah mereka tunjukkan di Real Madrid atau Liverpool.

Namun beda dengan Ranieri, hingga saat ini suara-suara yang mendesak Spalletti diganti atau mengundurkan diri masih belum terdengar. Barangkali masih banyak pihak yang percaya dengan kemampuan allenatore berkepala plontos itu untuk mengubah nasib Roma.

Tengah pekan ini, keduanya akan terjun di arena Liga Champions. Juve bakal menjamu Real Madrid dan Roma akan melawat ke London untuk menantang Chelsea.

Partai melawan Madrid mungkin akan jadi penentuan nasib Ranieri. Bila kalah lagi, nyaris pasti karir Ranieri akan usai. Kemenangan belum akan mengamankan posisinya, namun setidaknya itu bisa mengurangi tekanan yang singgah kepadanya.

Spalletti, meski belum seterancam Ranieri, juga harus mulai memikirkan cara mendongkrak Roma kembali. Menang melawan Chelsea akan jadi tugas teramat berat, tapi partai away melawan Udinese pekan depan bisa jadi awal baik bagi Spalletti untuk mengubah peruntungan dirinya dan klubnya.

Tidak ada komentar: